Site icon Peluang News

Yang Oleng & Tumbang di Paman Sam

Data S&P Global Market Intelligence mencatat, 610 perusahaan bangkrut sejak awal tahun hingga 13 Desember 2020.  Itu statistik tertinggi sejak 2012. 

GELOMBANG kebangkrutan secara signifikan menyerang bisnis department store, perusahaan pakaian, dan pengecer lain yang menjual produk kebutuhan non-pokok. Sekitar 20% dari perusahaan pengaju kebangkrutan adalah pengecer produk non-primer, menurut S & P. Bahkan ketika vaksin mulai diluncurkan di  AS, 2021 masih dianggap menjadi tahun sulit. 

Di sektor retail, bisnis seperti Toko Jo-Ann, Rite-Aid, Party City, dan Belk; di sektor restoran ada Potbelly dan Noodles & Co masuk dalam daftar pantauan. Berikut beberapa perusahaan AS yang mengajukan pailit sepanjang 2020 dari berbagai industri, berdasarkan petisi pengajuan proteksi kebangkrutan Chapter 11 US Bankcruptcy Code: 

1. Frontier Communications (Beban utang US$17,1 miliar): Frontier telah mengajukan perlindungan pailit pada April lalu sebagai bagian dari perjanjian restrukturisasi untuk memotong utangnya lebih dari US$10 miliar atau Rp142 triliun. 

2. Neiman Marcus (Utang US$5,3 miliar): Departement store brand mewah  ternama ini tak mampu bertahan ketika omzet gerainya tergerus berat. 

3. Diamond Offshore Drilling (Utang US$6,3 miliar): Perusahaan minyak AS suah mencatat kerugian sebelum pandemi. Covid-19 dan rekor penurunan harga minyak mentah akibat gejolak perekonomian global menekan permintaan eksplorasi minyak menyebabkan kerugian serius hingga akhirnya perusahaan pailit.

4. Tailored Brands (Utang US$1,5 miliar): Perusahaan brand retail fesyen, Tailored Brands ikut terimbas akibat jutaan pekerja pria harus bekerja dari rumah selama pandemi. Perusahaan pemasok brand pakaian Men’s Wearhouse masih berjuang meningkatkan pendapatan setelah mengakuisisi brand Jos. A. Bank pada 2014.

5. The McClatchy Co. (Utang US$1,5 miliar): Perusahaan surat kabar ini berupaya mempertahankan bisnisnya seiring dengan penurunan jumlah pelangganan cetak selama bertahun-tahun. Perusahaan mengajukan bangkrut pada Februari 2020, mengikuti jejak pendahulunya peneribit besar AS, Tribune Co.

6. CBL & Associates Properties (Utang lebih dari US$1 miliar): Perusahaan properti dan operator mal ini telah bergulat dengan penurunan penunjung pusat perbelanjaan selama beberapa waktu terakhir. Pandemi Covid-19 semakin mendorong perusahaan ke tepi bisnis. 

7. 24 Hour Fitness Worldwide (Utang US$1 miliar lebih): Gym adalah salah satu sektor usaha pertama yang ditutup selama lockdown dan yang terakhir diizinkan untuk dibuka kembali. Penutupan tersebut memberikan tekanan besar terhadap keuangan perusahaan gym 24 Hour Fitness.

8. Hertz (Utang US$1 miliar lebih): Perusahan rental mobil Hertz Global Holding Inc. mengajukan pailit lantaran pandemi menyebabkan banyak perjalanan bisnis terhenti dan mempengaruhi usaha sektor ini. Gagalnya restrukturisasi kredit turut mempercepat perusahaan ini pailit.  

9. Quorum Health (Utang US$1 miliar lebih): Quorum Health Corp. perusahaan pemilik 24 rumah sakit di 14 negara bagian terbelit banyak utang Sebelum virus corona melanda, rumah sakit bahkan telah kehilangan prosedur elektif yang menguntungkan untuk fasilitas rawat jalan sambil tetap menangani pasien yang tidak memiliki asuransi. 

10. Deretan peretail berikut ini telah goyah jauh sebelum Covid-19. J.C Penney telah menyatakan bankrut dan menutup 154 gerainya. J-Crew Retail (Ann Taylor) dinyatakan bangkrut lebih awal, Mei lalu. Stage Stores pun demikian. Perusahaan ajukan pailit pada Mei 2020 akibat tumpukan utang. Aset terakhir sebesar US$500 juta dan liabilitas US$1 miliar. Stein Mart mengajukan pailit setelah 12 tahun beroperasi. Sebanyak 28 gerai mereka pun ditutup.●(Nay)

Exit mobile version