hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Wujudkan Produsen Halal Dunia, Indonesia Harus Fokus Kembangkan Industri Halal

Jakarta (Peluang) : Pemerintah harus mendorong penguatan ekosistem industri halal dan menyediakan regulasi yang berpihak kepada industri ini.

Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS), Yusuf Wibisono mengatakan, pemerintah perlu menentukan fokus dari pengembangan industri halal di Indonesia. Karena ada banyak sektor, peluang dari industri halal yang sifatnya organik untuk bisa dikembangkan. 

Penduduk dunia yang muslim ada 1,8 miliar. Adapun Indonesia 90 persen dari 270 juta penduduknya adalah muslim. 

“Market besar ini tidak hanya di domestik tetapi pasar global. Ini kalau serius menggarap potensi market kita bisa jadi pemain besar di tingkat global,“ kata Yusuf. 

Apalagi menurut Yusuf, kebutuhan mereka untuk produk atau jasa yang berlabel syariah, mulai dari makanan-minuman (mamin),  busana, kosmetik, obat- obatan sampai ke wisata halal terus meningkat setiap tahunnya.

Bahkan sejumlah negara juga telah menggali potensi halal, misalnya saja Korea Selatan dan Jepang menawarkan wisata halal, Malaysia dengan perbankan syariah dan China dengan produksi busana syariah.

Maka itu, untuk mewujudkan Indonesia menjadi kiblat halal dunia, Yusuf pun menyarankan beberapa langkah. Pertama tetapkan dulu fokus market halal negara mana yang akan disasar. 

“Jadi langkah pertama itu tetapkan dulu fokusnya, market halal besar dan  pemain besar dunia. Karena kalau semua diambil tingkat keberhasilannya rendah,” ujar Yusuf. 

Yusuf mencontohkan, jika saat ini yang tengah digodok wisata halal, maka perlu standarisasi dan juga branding yang benar tentang wisata halal.  

Selain itu, bahwa wisata halal adalah untuk membuat pesertanya merasa nyaman, mendapatkan makanan halal dan tempat ibadah yang nyaman.

Menurutnya, kalau melihat potensi pasar domestik tentu pangan halal. Begitu pula dengan destinasi wisata Indonesia sangat lengkap. Yakni wisata alam indah, budaya unik, wisata kuliner sangat beragam, wisata bahari sangat eksotis.

“Jadi wisatawan muslim diarahkan ke wisata halal sangat mudah,” ujarnya.

Kemudian, industri halal harus diikuti pengembangan ekosistem halal selain urusan sertifikasi. Contohnya, kata Yusuf,  bagaimana sebuah hotel tidak sekedar memiliki sertifikasi halal, namun juga sumber daya manusia (SDM)-nya siap dengan ekosistem halal.

Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dadan Nugraha mengungkapkan Indonesia mempunyai peluang dan potensi besar untuk berjaya dalam industri halal dunia.

“Indonesia berpeluang besar menjadi pemain utama industri halal dunia,” kata Dadan.

Karena menurutnya, Indonesia mempunyai modal berlimpah dalam industri halal tersebut dengan keanekaragaman hayati dan kekayaan sumber daya alam (SDA).  

Sehingga Dadan menyakini kekayaan alam itu akan sangat mendukung industri halal dalam penyediaan bahan baku, baik  untuk pangan, obat, kosmetik, dan lainnya.

Namun demikian, menurutnya,  potensi dan peluang Indonesia dalam industri halal harus melewati tantangan untuk bisa menjadi pemain utama dunia. 

“Tantangannya yaitu bagaimana kita bisa mendorong SDA tersebut memiliki added value,” tegasnya.

Maka itu, Dadan menyarankan agar pemerintah menggenjot inovasi dan riset industri halal. 

Selain pemerintah juga patut mendorong penguatan ekosistem industri halal dan menyediakan regulasi yang berpihak kepada industri halal.

“Dukungan regulasi untuk memperkuat ekosistem industri halal sangat penting,” ujar Dadan.

Riset dan teknologi juga dapat berperan dalam upaya mewujudkan Indonesia menjadi kiblat halal dunia. Karena menurut Dadan,  pemanfaatan hasil riset dan inovasi pada usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan industri produk halal menjadi salah satu penentu. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah berupaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi Indonesia sebagai produsen halal terkemuka di dunia. 

“Dengan adanya bonus demografi dan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia tentunya juga mampu menjadi market terbesar produk halal dunia,” kata Airlangga

Ia pun menjelaskan, Indonesia sebagai rumah umat muslim terbesar penduduknya 229,6 juta jiwa pada tahun 2020, mempunyai pengeluaran umat muslim (untuk produk dan layanan halal) mencapai USD184 miliar. 

“Dan diperkirakan pada tahun 2025 menjadi USD281,6 miliar. Jadi ini merupakan pasar yang besar,” tandas Airlangga.

pasang iklan di sini