hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Wisata  

Wolio Baubau, Benteng Terluas Sejagad

Rekor yang dicatatkan Benteng Keraton Buton jadi istimewa karena ia tak didirikan puak imperialis asing, baik Porto maupun Belanda. Tapi ini bukan satu-satunya harta budaya Buton. Benteng Baadia mengukuhkan kedigdayaan mereka di masa lampau.

INILAH benteng terakbar di dunia. Indonesia punya. Resmi diabadikan MURI (Museum Rekor Indonesia) dan Guiness Book of Record pada tahun 2006. Luasnya 23,375 hektare. Bentuknya cukup unik. Terbuat dari campuran bahan batu kapur, batu kali, dan pasir. Tinggi tembok luarnya 1-8 meter. Ketebalan dinding antara 50 cm dan 2 meter. Benteng Wolio memiliki 12 lawa (pintu) dan 16 tempat penyimpanan meriam yang disebut Baluara (bastion). Kelilingnya 2.740 meter dan luas 22,8 ha.

Di bagian tengah Benteng Keraton Buton ini terdapat masjid yang memiliki tiang bendera setinggi 21 meter. Di dalam arena Benteng Keraton Buton ini terdapat bagian-bagian benteng kecil yang memiliki fungsi berbeda-beda. Di sana ada Benteng Sorawolio yang merupakan tempat persembunyian keluarga Sultan dalam keadaan darurat. Di sana juga ada Benteng Katobengke yang merupakan tempat untuk mengeksekusi musuh.

Dibangun abad XVI oleh Sultan Buton ketiga yang bernama La Sangaji alias Sultan Kaimuddin (1591-1596). Pada mulanya, benteng ini terbuat dari tumpukan batu di sekeliling kompleks istana, sebagai pembatas dengan wilayah pemukiman rakyat. Oleh penguasa selanjutnya, Sultan Buton keempat (La Elangi atau Sultan Dayanu Ikhsanuddin), temboknya didirikan secara permanen. Jadilah ia sebuah benteng yang kokoh kekar.

Dalam kurun waktu lebih dari empat abad, Kesultanan Buton mampu bertahan dan terhindar dari ancaman musuh. Dari tepi benteng yang juga disebut Benteng Wolio itu, anda dapat menikmati pemandangan Kota Bau-Bau, kapal yang hilir mudik di laut biru Selat Buton dengan jelas, dan beberapa pulau kecil di sekitar.

Tapi Buton tidak identik dengan Benteng Keraton Buton. Pulau penghasil aspal itu memiliki beberapa benteng lain. Di antaranya Benteng Baadia yang berlokasi di Kel Baadia, Kec Murhum, Kota Baubau. Benteng ini didirikan oleh Sultan Buton ke-19, yakni Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin I, dalam kurun waktu 1824-1851. Area benteng luasnya 4.389 m². Terbuat dari batu karang dengan campuran putih telur. Tebalnya sekitar 1 meter dengan ketinggian 7-8 meter. Pintu gerbang benteng menghadap ke timur. Komponen benteng yang lain adalah tiga buah bastion, dan dua pintu darurat.

Di tengah benteng tersebut juga terdapat runtuhan puing bangunan pesantren yang dibangun Sultan Kaimuddin I. Benteng Baadia berada di tempat perbukitan dan kini menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Namun, agak disayangkan, kondisi benteng ini tidak cukup terawat. Di dalamnya kini telah menjadi area perkebunan. Banyak wisatawan datang berkunjung melihat benteng ini, tapi kebanyakan mereka hanya melihat dari luar. Tidak berani lama-lama karena benteng ini sepi.

Kenapa benteng dibangun? Soalnya, di masa lalu masyarakat Buton tinggal di tepi laut. Di sana dikenal banyak bajak laut. Salah satunya yang terkenal adalah bajak laut bermata satu, namanya Labolontio. Untuk mencegah perampokan oleh figur menakutkan ini, masyarakat sepakat membangun pembatas. Di balik tameng itulah masyarakat bermukim dengan lebih nyaman.

Mulai didirikan pada masa pemerintahan La Sangaji, sultan ketiga (1591-1597) dan selesai secara keseluruhan pada masa pemerintahan sultan keenam, La Buke Gafurul Wadudu (1632-1645). Sebagai sebuah benteng permanen, Benteng Keraton Buton dibangun pada tahun 1613. Pada awalnya, bahan yang digunakan untuk membangun benteng bukanlah batu, melainkan kayu nanas yang tahan akan serangga. Pada awal abad ke-17 itulah benteng terus dibenahi dan diperbesar, hingga saat ini memiliki luas yang fantastis: 22,8 ha.

Di Benteng Keraton Buton tersapat 12 pintu dan 16 bastion atau lekukan untuk meriam. Setiap bastion dan pintu memiliki nama sendiri. Di dalam kompleks Benteng Keraton Buton juga terdapat banyak bangunan tua yang merupakan situs bersejarah. Misalnya Batu Popaua, yaitu tempat pengambilan sumpah bagi Sultan Buton baru, Masjid Agung Keraton Buton, makam Raja terakhir Buton Sultan Murhum, dan tiang bendera yang berusia ratusan tahun.

Hingga kini, Benteng Keraton Buton masih berfungsi sebagai permukiman warga Buton. Fungsinya yang lain adalah sebagai wilayah pemakaman. Mereka yang secara turun temurun bermukim di Benteng Keraton Buton terdiri dari tiga golongan. Yakni Kawumu (calon sultan atau putra mahkota), Malaka (dewan adat), dan Papara (masyarakat biasa).

Untuk berkunjung ke Benteng Keraton Buyon waktu terbaik adalah di siang sampai sore hari. Inilah satu-satunya benteng di dunia yang memiliki kompleks hunian di dalamnya. Di dalam kawasan benteng juga berdiri sebuah masjid. Di halaman masjid, berdiri kokoh tiang bendera (Kasulana Tombi). Tiang ini didirikan pada akhir abad ke-17 di masa pemerintahan Sultan Sakiuddin Darul Alam. Di situlah dikibarkan bendera Kesultanan Buton, yang disebut Longa Tonga. Bahan tiang bendera setinggi 21 meter ini adalah kayu jati.

Selain dari Benteng Wolio dan Benteng Baadia, beberapa spot wisata menarik dinikmati di Baubau yang bisa anda saksikan antara lain Pantai Kamali, Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, Gua Lakasa, dan Bukit Palatiga.●(dd)

pasang iklan di sini
octa investama berjangka