octa vaganza

Woh Chips, Keripik Tempe dari Suryaningsih Yang “Wow”

JAKARTA—Tiada hari tanpa kerupuk dan keripik, terutama tempe. Demikian kebiasaan Suryaningsih, seorang perempuan asal Malang.  Saat pindah ke Jakarta dan bermukim di Pademangan, Jakarta Utara, dia mengaku kesulitan untuk mencari cemilan keripik tempe.

Dari sini, dia memberanikan diri memproduksi keripiknya sendiri dan menjual kepada teman-teman terdekatnya dan mendirikan usaha pada 2017.

Seiring berjalannya waktu, karena Suryaningsih rajin mengikuti pelatihan dan pembinaan dari BRI terkait UKM  yang membuat produknya sempat ikut dalam pameran ke Malaysia dan Singapura.

Akan tetapi, dia sempat tak percaya diri, karena kemasan produknya masih sangat sederhana jika dibandingkan produk UMKM asal  negara lain seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, hingga Vietnam.

“Dari situ saya belajar bahwa ternyata kita itu dipandang sebelah mata, karena packaging kita jelek dan waktu itu packaging saya hanya baru pakai plastik bening dan stiker. Saya merasa tertantang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/11/21).

Belajar dari pengalaman tersebut, Suryaningsih mengembangkan brand dengan nama Woh Chips, di mana kata Woh berasal dari Bahasa Jawa ‘woh-wohan’ yang berarti buah-buahan. Suryaningsih berharap produk dengan brand tersebut bisa berbuah bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain.

Akhirnya dia mulai memperbaiki desain dan kemasan secara perlahan.Jika dulu produk keripiknya masih dijual ke sesama teman, kini WOH CHIPS milik Suryaningsih sudah bisa ditemukan di supermarket besar seperti AEON mall, Food Hall, Farmer Market bahkan bioskop

Suryaningsih memproduksi 500 pcs keripik WOH CHIPS per hari dengan harga dibanderol mulai dari Rp15.000 hingga Rp50.000.

Kini ia mampu mencatatkan omzet sebesar Rp100 juta per bulan. Namun usaha keripik milik Suryaningsih juga sempat terdampak pandemi Covid-19.

“Waktu itu memang 3 bulan pertama kita punya omzet terutama yang offline itu drop sampai ke 80 persen, dikarenakan orang-orang tidak berani keluar,” imbuhnya.

Dia bersyukur ada program dari BRI, yakni BRILianPreneur, hingga dia terpilih dan dari situ dan ikut pelatihan dan masuk ke toko daring. Omzetnya pun kembali meningkat.

Dalam menjalani usahanya, Suryaningsih pastinya melewati jatuh bangun. Walaupun pernah dipandang rendah saat memulai usaha, justru dengan berbekal tekad yang kuat dan percaya diri yang tinggi, Suryaningsih selalu optimistis bahwa dia mampu mengembangkan bisnis keripiknya.

Exit mobile version