checkup-dokter keuangan
checkup-dokter keuangan
octa vaganza

Wiwiek Soesmono, Bakat Lukis Jadi Bisnis

Wiwiek Soesmono dengan salah stau produknya-Foto: Dokumentasi Pribadi.

SEMARANG—-Melukis bukan hanya di atas kanvas. Melukis bisa di atas media lain, seperti kerudung, tas, bahkan sepatu.  Bahkan bakat melukis, pendidikan dan naluri bisnis bisa jadi komoditas bisnis yang unik dan menarik.

Wiwiek Soesmono Martosiswojo, seorang ibu rumah tangga dari Semarang hal itu. Hanya saja kata dia, melukis di media tas memang mudah, tetapi membutuhkan area yang luas, material cat yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama.

“Untuk sepatu agak sulit, karena medianya kecil. Yang paling sulit di media kerudung, karena teskturnya lembut dan harus dikerjakan dengan telaten. Sebab kalau salah lukis tidak bisa ditimpa car seperti pada tas dan sepatu,” ujar Wiwiek kepada Peluang, Selasa malam (9/10/2018).

Dengan tiga bekal ilmu alumni Jurusan Arsitektur  Fakultas Teknik Undip ini mendirikan De Widji, nama brand bisnisnya pada   Agustus 2012. “Ilmu arsitek di Fakultas teknik ada yang cukup membantu terutama untuk lukis bangunan kota lama,” ucap dia.

Modal untuk berbisnis  sekitar  satu jutaan rupiah. Produk pertama berupa tas ransel lukis   dari blacu 30 helai.  Pemasaran awal- ke teman-teman  sekantor dan teman-teman sekolah anaknya. Setelah sukses memproduksi tas lukis, kemudian Wiwiek  membuat sepatu lukis, jilbab lukis, baju lukis dan sebagainya.

“Awalnya pangsa pasar produk tas lukis saya  adalah teman-teman sekantor saya dari level operator sampai dengan direktur  kemudian para orang tua murid dari teman sekolah anak saya. Kemudian mulai berkembang ke buyer-buyer yg  tidak saya kenal,” paparnya.

Peminatnya kebanyakan anak-anak,  remaja putri dan wanita dewasa. Pemasarannya melalui daring (online) yaitu dengan Instagram dan Facebook, dan off line di konternya  di Superindo Gajahmungkur Semarang serta di Semarang Creative Gallery . Produk yang dihasilkan kini per bulan sekitar 100 helai . Omzet tertinggi yang pernah diraih sebulan sekitar 5 juta rupiah.

“Selama ini saya mengerjakan sendiri. Untuk melukis di media sepatu saya menggunakan cat aklirik dan cat clear. Untuk media kain saya menggunakan cat tekstil,” ucap dia.

Wiwiek juga memberikan pelatihan lukis kain. Selama ini yang sudah pernah mengikuti pelatihan lukis kainnya  adalah  para ibu-ibu dari  beberapa kelurahan di Semarang dalam event yang diadakan oleh salah satu Dinas Kota Semarang, beberapa pelaku UKM dari Kudus, bahkan anak-anak.

Waktu jadi mentor pelatihan lukis kain.di Kelurahan Bulu Lor Semarang-Foto: Dokumentasi Pribadi.

“Untuk ke depannya saya akan meningkatkan kualitas menjadi lebih baik, meningkatkan pemasaran dan penjualan , merekrut beberapa karyawan dan mendirikan galeri sendiri,” tutup di (Irvan Sjafari).