Pilihan destinasi wisata Indonesia memang seperti tak ada habisnya. Siapa yang tak kenal Pulau Dewata? Wisatawan dari seluruh penjuru dunia di setiap musimnya selalu berbondong-bondong untuk berlibur ke Bali.
Kuta, Seminyak, Jimbaran, Nusa Dua, Sanur dan Ubud adalah sebagian nama yang hingga kini masih menjadi pilihan pertama wisatawan yang berlibur ke Bali.
Sayangnya, semakin padatnya suasana destinasi wisata di kawasan Bali Selatan membuat belakangan ini semakin banyak wisatawan yang memilih untuk mengeksplorasi kawasan Bali Utara yang suasananya praktis masih jauh lebih tenang.
Guru Besar Ilmu Pariwisata dari Universitas Udayana I Putu Anom mengatakan kawasan wisata di Bali Selatan saat ini memang sudah sangat dipadati oleh wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
“Kawasan wisata seperti Kuta, Seminyak maupun Jimbaran dan Nusa Dua memang masih menjadi destinasi wisata favorit bagi para turis,” ujarnya kepada Peluang, baru-baru ini.
Situasi itulah yang membuat kawasan sekitar destinasi wisata favorit itu semakin hari semakin hiruk pikuk. Kondisi itu bahkan membuat sebagian besar penduduk setempat memilih untuk menghindari berbagai kawasan wisata tersebut.
Anom melihat belakangan semakin banyak wisatawan, terutama wisatawan dari kelompok usia 50 tahun ke atas yang lebih menggemari suasana tenang memutuskan untuk mengunjungi daerah wisata di kawasan Bali Utara. Ini adalah destinasi wisata anti mainstream yang ditawarkan Bali.
Tak hanya wisatawan dewasa, wisatawan dari kelompok generasi milenial dan gen Z yang umumnya sedang menggemari wisata petualangan juga lebih memilih untuk mengeksplorasi kawasan Bali Utara.
Kendati belum setenar destinasi wisata di kawasan Bali Selatan, sesungguhnya sangat banyak destinasi wisata di kawasan Bali Utara yang tak kalah menarik.
Beberapa objek wisata di kawasan Bali Utara diantaranya adalah Pantai Penimbangan, Pantai Pemuteran. Pantai Lovina, Pura Ulun Danu Bratan, Danau Tamblingan, Air Terjun Sekumpul Air Terjun Aling-Aling, dan beragam objek wisata lain.
Karakter alamnya yang berbeda dengan Bali Selatan menjadikan kegiatan wisata di kawasan Bali Utara menawarkan pengalaman baru bagi wisatawan. Berbeda dengan pantai-pantai di kawasan Selatan yang memiliki pasir putih, sebagian pantai di Bali Utara justru memilki pasir hitam yang mengandung vulkanik. Belum lagi pesona air terjun yang ada di Bali Utara.
Di kawasan Bali Utara, wisatawan juga dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti menyaksikan lumba-lumba di pantai Lovina, melakukan snorkeling, atau sekadar menikmati pemandangan alam.
Anom mengungkapkan, tren kunjungan wisatawan ke Bali belakangan memang sudah semakin berubah, dimana sebagian besar wisatawan berkunjung dalam jumlah kelompok kecil, sementara dari sisi usia, wisatawan dari kelompok generasi milenial juga terus meningkat.
Dengan mempertimbangkan situasinya yang masih jauh lebih lengang, menurut dia kawasan Bali Utara sesungguhnya sangat potensial untuk dijual ke wisatawan d ari kelompok generasi milenial.
Lombok
Tak jauh berbeda dengan Bali, Lombok juga telah lama menjadi destinasi wisata favorit wisatawan domestik maupun manca negara. Siapa yang tak kenal pantai senggigi dan danau kelimutu? Atau yang terbaru: Mandalika.
Dibandingkan dengan Bali, suasana di Lombok memang masih jauh lebih lengang. Tetapi, Lombok juga menawarkan banyak pilihan destinasi wisata anti mainstream, diantaranya adalah Desa Sade yang merupakan salah satu desa adat suku Sasak – suku asli Pulau Lombok. Ada lagi Desa Sukarara yang tak jauh dari Sirkuit MotoGP Mandalika. Desa ini merupakan pusat kerajinan tenun ikat Lombok.
Destinasi anti mainstream lain di Lombok adalah Desa Banyumulek, Desa wisata ini merupakan sentra kerajinan tembikar. Ada pula Desa Tetebatu yang terletak di kaki gunung Rinjani dan menjadi tempat favorit untuk melakukan trekking.
Destinasi wisaya lain di wilayah tersebut adalah Desa Senaru. Ini merupakan gerbang menuju Taman Nasional Gunung Rinjani.
Kalimantan
Dibandingkan dengan Bali dan Lombok, Kalimantan memang masih kalah popular sebagai destinasi wisata dunia. Tetapi, dengan keindahan alamnya, Kalimantan sesungguhnya memiliki begitu banyak destinasi wisata anti mainstream.
Danau Kakaban adalah salah satu destinasi yang menyimpan pesona keindahan alam yang sangat menarik. Danau Kakaban terletak di wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Danau Kakaban menawarkan potensi wisaya yang sangat unik karena danau tersebut merupakan habitat dari spesies ubur-ubur yang ini tidak menyengat seperti ubur-ubur pada umumnya.
Pilihan lain, Anda juga bisa berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting yang berada di Kalimantan Tengah. Ini merupakan salah satu pusat konservasi orangutan terbesar di dunia dengan populasi orangutan yang mencapai sekitar 40 ribu ekor. Destinasi anti-mainstream ini sangat populer di kalangan wisatawan mancanegara karena merupakan The Last Orangutan Sanctuary.
Di sudut lain Pulau Kalimantan, kita juga bisa berkunjung ke Danau Labuan. Airnya berwarna biru jernih dan di sekelilingnya terdapat hamparan pepohonan.
Di Kalimantan Barat, wisatawan juga dapat berkunjung ke kota Singkawang yang lebih dikenal sebagai kota seribu kuil. Ada lagi Bukit Kelam yang berada di kabupaten Sintang. Beralh ke Kalimantan Selatan, wisatawan dapat mengunjungi Pasar Apung Muara Kuin atau Bukit Rimpi di Pelaihari.
Jadi, kalau Anda sedang mencari destinasi wisata anti mainstream yang belakangan semakin menjadi trend bagi wisatawan yang lebih mencari ketenangan, Bali, Lombok dan Kalimantan juga menawarkan begitu banyak destinasi wisata anti mainstream. Selamat berpetualang! (drp)