octa vaganza

Winny Indriani, Kepincut Beer Pletok Jadi Bisnis

BANDUNG—-Seandainya saja ada ungkapan “Dari (rasa) lidah  turun ke hati”, maka pas benar ditujukan kepada seorang ibu rumah tangga di Buahbatu, Bandung bernama Winny Indriani. Ketika masih duduk di bangku kuliah, perempuan kelahiran Bandung  29 Juli 1978 kerap dibuatkan minuman oleh ibunya sepulang sekolah dan masuk angin.

“Saya kira tadinya minuman rempah-rempah biasa. Belakangan saya tahu itu namanya beer pletok. Lalu ketika sudah berumah tangga saya coba buat sendiri, ternyata suami dan teman-teman suka, akhirnya saya serius jadi bisnis,” ujar Winny kepada Peluang, Senin (26/8/19).

Alumni sebuah sekolah tinggi ekonomi di Bandung ini kemudian membuat produksi beer pletok dalam bentuk cairan berisi 250 mili dibandroll Rp12.500 (reseller) hingga Rp15.000. Sedangkan serbuk kemasan 5 sachet dijaul Rp30 ribu dan botol 125 gram Rp27.500-30.000.

Dalam sebulan Winny dengan dua karyawannya mampu memproduksi beer pletok cair sebanyak 1000 botol. Sedangkan untuk bir pletok serbuk kurang lebih 50-100 kilogram per bulan.  Omzet yang diraupnya berkisar antara Rp15 hingga Rp 20 juta per bulan.

“Peminat saya justru banyak di Jakarta. Itu sebabnya saya buat produk yang serbuk. Pemasaran secara daring menjangkau seluruh Indonesia,” ungkap ibu dari Chelsea Alanna, yang telah berjualan sejak 2015.

Winny mengungkapkan belum berniat membuka kafe di rumahnya kawasan Buahbatu, Bandung.  Namun dia pernah buka stand dalam acara Car Free Day di Buahbatu dan sambutannya meriah. Produknya terjual habis.

Menurut Winny produknya dengan brand Bywinz mempunyai  keunggulan, yaitu dibuat tanpa pengawet, bebas pewarna serta bahan baku yang dipakai berkualitas baik.  

Ke depannya, Winny berencana mengembangkan varian produknya. Selain bir pletok, dia juga sudah membuat bajigur dan bandrek dengan kemasan serbuk. “Kapasitas produksi akan kami tingkatkan,” pungkas dia (Irvan Sjafari).

Exit mobile version