hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Widyanti, Lestarikan Bir Pletok di Tengah Pandemi

JAKARTA—Pandemi Covid-19 merupakan hari-hari sabar bagi pelaku usaha bir pletok. Meskipun berbahan dasar herbal yang notabene meningkatkan imunitas tubuh, tetapi tetap saja penjualan menurun drastis.

Padahal pelaku usaha bir pletok bukan saja sekadar urusan bisnis untuk bertahan hidup, tetapi juga melestarikan budaya Betawi.

Kecintaan terhadap budaya Betawi ini mendorong seorang ibu rumah tangga di Condet bernama Beti Widyanti  mendirikan usaha bir pletok sekaligus juga miniatur ondel-ondel.

“Bir Pletok dan ondel-ondel adalah ciri khas orang Betawi. Itu yang membuat saya belajar membuat bir pletok dan ondel-ondel mini,” ujar  anggota YCBBC (Yayasan Cagar Betawi Budaya Condet ) ini kepada Peluang, Selasa (24/11/20).

Awalnya Widyanti berjualan bir pletok dan ondel-ondel mini di pasar melalui bazar yang digelar  oleh Jakpreneur dan  Yayasan Cagar Budaya Betawi Condet.  Bir pleok dijual Rp15 ribu per botol dan ondel-ondel Rp35 ribu per pasang.

Hasilnya sangat memuaskan dalam  sebulan Widyanti meraup omzet Rp10 juta untuk usaha bir pletok dan Ondel-ondel sebanyak Rp6 juta.

Sayangnya, begitu pandemi omzet turun drastis. Bir Pletok hanya mendapatkan Rp2 juta per bulan dan ondel-ondel mini hanya Rp500 ribu per bulan. Itu pun sudah dipasarkan lewat Grup WA dan Facebook.

Widyanti berharap pandemi segera berakhir. Kepada pemerintah dia mengharapkan dibantu pemasaran.

“Saya berharap ke depan mendirikan kafe untuk nongkrong di halaman rumah sendiri, sesudah pandemi berakhir,” pungkasnya (Van).

pasang iklan di sini