octa vaganza
Wisata  

Webinar UOB Mencatat Peluang untuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

JAKARTA—Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno mengapresiasi kepedulian United Overseas Bank (UOB)  terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif, di antaranya lewat ajang penghargaan terhadap para  perupa lewat event tahunan “UOB Painting of The Year”.

Dalam webinar “Harnessing Indonesian Creative Economy and Tourism Potential on Post COVID-19 Economic Revival”, yang digelar UOB, Senin 13 September 2021,  Sandiaga menyampaikan Indonesia menduduki posisi ketiga dalam ekonomi kreatif, setelah Amerika Serikat dengan Hollywoodnya dan Korea Selatan dengan K-Pop-nya.

Sektor ekonomi kreatif menyumbang PDB  sebesar Rp1.134 triliun pada 2020. Dari jumlah itu sekitar  42%  subsektor kuliner. Disusul fesyen sebesar 18% dan kriya 15%.  Sektor ekonomi kreatif menyerap 9,5 juta tenaga kerja.

“Apa yang dilakukan UOB menimbulkan rasa optimisme para pelaku ekonomi kreatif, termasuk para perupa. Saat ini dunia pariwisata dan ekonomi kreatif  terdampak pandemi Covid-19,” ujar Sandiaga.

Sandiaga mengungkapkan, pandemi berimbas turunnya pendapatan dari pariwisata sebanyak 80 persen dan tenaga kerja sebanyak 7 persen.  Namun ada peluang membangkitkan pariwisata dengan memaksimalkna wisatawan domestik. Pihak Kemanparekraf sendiri juga menjalankna beberapa program di antaranya menumbuhkan desa wisata.

“Ada juga peluang bagi pekerja film untuk ikut berperan membuat konten terkait promosi pariwisata dan ekonomi kreatif,” ucapnya.

Sebelumnya Deputi bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Muhammad Niel El Himam memberi apresiasi sama UOB berkontribusi pada dunia seni rupa memberdayakan perupa kompetisi printing Indoneia hingga Asia Tenggara, mempromosikan karya anak bangsa dan percaya tercipta ekosistem ekonomi kreatif

Niel juga mengapresiasi keterlibata startup digital pariwisata melaksanakan pemasaran dengan terobosan program “interactive virtual tour” dilakukan pramuwisata. Survei yang dilakukan Kemanparekraf  menyatakan  peserta survei mau membayar pramuwisata.

“Hanya ada kendala pramuwisata belum terbiasa berhadapan dengan tamunya. Namun ini mmebuktikan ada peluang bagi stratup untuk ekonomi kreatif,” ujar dia.

Deputi juga menyampaikan tiga sub sektor dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang tidak terdampak   radio dan televisi, aplikasi dan game.  Justru Game malah bangkit. Survei kemanparekraf pelaku ekraf mengadopsi digitalisis mengalami peningkatan penghasilan. Digitalisasi kunci kebangkitan. Revolusi ini menuntut manusia lebih kreatif menciptakan peluang hingga terciptanya digitalpreneur. 

“Kami perhatikan industri game. Tahun lalu market game indoensia 1,65 miliar dolar AS, namun sebanyak 99% isinya produk impor. Sementara di sisi lainGame Indonesia lumayan laku di luar. Nilainya  mencapai 180 miliar rupiah,” pungkasnya.

Sementara Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja menyarankan agar para stake holder melakukan berbagai langkah, di antaranya pemberdayaan industri kreatif hingga promosi digital di mana wisatawan asing melihat produk seni rupa, kerajinan, hingga seni tari.

Enrio menytakan optimismenya, program vaksinasi smeakin meningkat dan saatnya mengedepankan program wisata domestik atau percaya pada kekuatan sendiri. Selian itu tahun depan adalah tahun Indonesia tumbuh 5 persen.

“Wisatawan umumnya ingin langsung  langsung pertunjukan tari di Prambanan, sebab ingin merasakan sendiri suasananya, mendengar secara langsung hingga mencium baunya. Hal itu tidak terpuaskan secara digital. Yang paling memungkinkan secara langsung datang ialah wisatawan domestik, sementara wisatawan mancanegara seperti dikutip riset MckInsey tidak akan ke mana-mana sampai smeua terkendali,” jelasnya.

Dia menyarankan, pemerintah menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur terkait digital payment, seperti QRIS Bank Indonesia. Sementara peluang untuk game punya  benefit yang luar biasa.  Game atau E-sport luar biasa. Olahraga jari nilainya milaran dolar (Van).

Exit mobile version