
Peluangnews, Jakarta – Terdapat puluhan ribu Warung Tegal atau warteg yang berada di wilayah Jabodetabek, salah satunya yaitu Warteg Warmo. Digadang-gadang menjadi warteg ‘legendaris’ di Jakarta, Warmo telah berdiri sejak 1969.
Nama Warmo, bukanlah nama sang pemilik. Warmo merupakan salah satu karyawan yang bekerja pada saat awal dibukanya warteg tersebut. Namun, ada juga beberapa pihak yang menyebut, Warmo berasal dari kata ‘Warung Mojok’ karena letaknya yang cukup mojok di sekitar Jalan Tebet Timur Raya, Jakarta Selatan.
Pemilik dari warteg ini bernama Haji Dasir dan Haji Tumuh. Saat ini Warmo dikelola oleh generasi keduanya yaitu Sobirin, Samsuri, dan Khairudin. Ketiganya mengelola warteg yang telah berdiri lebih dari setengah abad itu secara bergantian.
Sobirin menjelaskan, ia mendapatkan bagian untuk mengelola Warmo selama delapan bulan. Begitu pula Samsuri dan Khairudin.
Meski bisa dibilang tak jauh berbeda dengan warteg-warteg lain, Warmo merupakan warteg yang konsisten sejak awal didirikan.
Kekonsistenan ini bisa dilihat dari letaknya yang masih sama sejak awal dibentuk dan ciri khas tak pernah tutupnya alias buka 24 jam non stop yang membuat para pelanggan menjadi tertarik untuk mengunjunginya.
Sebab, pada saat itu tidak banyak warung makan uang buka selama 24 jam. Selain itu, tidak adanya pintu juga merupakan ciri khas dari Warmo.

Meski saat ini sudah banyak warteg yang memiliki sistem kemitraan atau franchise, Sobirin mengatakan, pihaknya belum tertarik untuk melakukan itu.
Hal ini dikarenakan, Warmo sebenarnya juga pernah membuka cabang di wilayah lain seperti Bogor dan Bekasi, namun para pelanggan para akhirnya tetap lebih memilih untuk mendatangi cabang utamanya.
Walaupun Warmo merupakan warteg yang sering dikunjungi oleh para artis maupun pejabat publik, ternyata Warmo juga pernah mengalami penurunan omzet khususnya pada masa Pandemi Covid-19.
Namun, berkat keuletan dan kerja keras dari seluruh pengelola Warmo, warteg yang memiliki puluhan menu ini tetap eksis hingga saat ini.
“Kunci keberhasilan kita adalah kerja keras, ulet, dan telaten terhadap apa yang kita kerjakan. Jangan mudah menyerah, harus fokus, dan tidak perlu bercabang dulu juga tidak apa-apa, nanti jika sudah berkembang baru membuat usaha baru lagi,” tutur Sobirin.