BANDUNG—Akhir-akhir semakin banyak inovasi mengurangi sampah dengan cara tiga R (Reduce, Reuse, Ricycle) dengan berbagai variannya. Pemerintah Kota Bandung merumuskan hal itu dengan program Gerakan Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan (KangPisMan), yang dicanangkan oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial, Rabu (17/10/2018). Gerakan ini mendorong Gerakan Kawasan Bebas Sampah (KBS) melalui bank sampah.
Bak gayung bersambut, rupanya warga Bandung sebagai kota kreatif punya inovasi. Di antaranya Kecamatan Mandalajati, menggunakan aplikasi Gerakan Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (KangPisMan).
Warga di Kecamatan Mandalajati, misalnya sudah memanfaatkan aplikasi ini saat bertransaksi di bank sampah. Ketua Karang Taruna Mandalajati, Oki Ariesyana mengatakan, melalui aplikasi Bank Sampah Mandiri Mandalajati, warga bisa menukarkan sampah dengan saldo.
Warga bisa memanfaatkan saldo yang terkumpul untuk membayar tagihan PLN, PDAM atau membeli kebutuhan pokok.
“Nanti sampah anorganik itu menjadi saldo yang bisa dilihat melalui smart card atau Android. Rencananya program bank sampah ini juga menggaet sejumlah warung dan bengkel di sekitar Mandalajati,” kata Oki saat peluncuran Gerakan Kawasan Bebas Sampah (KBS) melalui Bank Sampah RW, Kelurahan, dan Kecamatan berbasis aplikasi di Kantor Kecamatan Mandalajati, Jalan Pasir Impun, Bandung, Rabu (17/10/2018).
Dikatakannya , jumlah nasabah telah bergabung hingga saat ini 125 orang terdiri dari para pegawai Kecamatan dan Kelurahan. Setelah diresmikan, maka program tersebut akan mulai menyentuh ke nasabah hingga ke tingkat RW.
“Kita buat ini dari warga, oleh warga dan untuk warga. Mulai dari aplikasi, pengepul hingga pemanfaatan saldo untuk warga di Mandalajati,” ungkap dia.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Oded M Danial sangat mengapresiasi gerakan ini.
“Alhamdulillah respon masyarakat melalui kewilayahan sangat baik. Sekarang sudah banyak warga masyarakat membentuk KBS,” cetus Mang Oded, sapaan karibnya, saat menghadiri peluncuran.
Kata Wali Kota, jika sebelumnya hanya hitungan jari, sekarang sudah hampir setiap kecamatan dan kelurahan memiliki KBS. Bahkan beberapa di antaranya sudah diselenggarakan di tingkat RW.
“Alhamdulillah di Kecamatan Mandalajati, KBS dilengkapi inovasi berbasis aplikasi. Ini baru ada di Kecamatan Mandalajati,” lanjutnya.
Wali kota mengungkapkan, masalah sampah di Kota Bandung memang seperti bom waktu. Hal itu karena Kota Bandung masih sangat tergantung pada keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sedangkan TPA untuk Kota Bandung yaitu TPA Sarimukti yang berada di luar wilayah Kota Bandung.
“Untuk itu, kita memang harus bisa mengelola sampah sejak dari rumah. Itu bisa mengurangi sampah di Kota Bandung,” pungkasnya.