Peluang, Jakarta – Program hibah rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) terus berlanjut hingga 2023. Jumariah (50 tahun) dan suaminya, Budi (55 Tahun) warga Kp. Sukamaju RT 04 RW 01 Desa Talagahiang Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten ini mendapatkan rumah gratis yang ke-392 dari Kopsyah BMI.
Rumah gratis melalui program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) yang berawal dari ide Dirut Kopsyah BMI, Kamaruddin Batubara. Ini merupakan terobosan penting bagi peran serta koperasi dalam membangun kebutuhan rumah bagi anggota atau pun masyarakat yang kurang mampu.
Ide awal Kambara sapaan akrab pria alumnus IPB yang dengan ide rumah gratis melalui koperasi mendapatkan rekor MURI ini sangat penting untuk membangun image koperasi menjadi lebih baik.
“Melalui program rumah gratis ini masyarakat akan menjadi lebih terbuka terhadap gerakan koperasi yang tidak hanya memberikan pinjaman dan pembiayaan kepada anggota, tetapi juga lebih dari itu koperasi mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa ini. Memang sejatinya koperasi harus lebih mampu meningkatkan rasa kebersamaan dan gotong-royong dalam kehidupan masyarakat,” jelas Kambara, Selasa (14/2/2023).
Sementara itu, Manajer Kopsyah BMI Cabang Cipanas Wahyudin Awaludin, mengatakan, Jumariyah merupakan anggota Kopsyah BMI yang bergabung dari bulan November 2018. Beliau ini aktif di rembug pusat lovebird.
“Saat ini Beliau mengajukan pembiayaan untuk modal usaha jual beli limbah senilai Rp 5 juta,” ungkap Wahyudin.
Menurut dia, Jumariyah dan Budi ini suami istri pencari limbah gelas plastik, botol dan barang bekas lainnya di sekitaran Cipanas. Berbekal motor tua, setiap hari mereka menyusuri jalan mencari barang bekas.
”Beliau berdua mengumpulkan hasilnya, lalu beberapa hari kemudian menjualnya ke penadah barang bekas,” tutur Wahyudin.
Dia menambahkan, terkadang juga sang suami menambal jalan yang bolong dan dikasih seikhlasnya dari kendaraan yang lewat. Karena ekonomi yang kurang baik, mereka hanya mendapatkan kurang dari Rp 200 ribu setiap tiga hari selama mengumpulkan barang tersebut.
“Dengan kondisi rumah yang sudah sangat tidak layak ditempati dan sangat memprihatinkan karena di dalamnya tiangnya juga sudah patah bahkan sudah diganjal. Tiang lapuk, bilik bolong, dan atap juga bocor ketika hujan, kondisi belakang rumah pun sudah ambruk, bisa dibilang seperti kendang. Inilah alasan mengapa Kopsyah BMI membangun dari nol rumah ini,” jelas Wahyudin.
Sedangkan Manajer Area 10 Kopsyah BMI Ruslan Rohendi menambahkan, Jumariah dan suaminya rela menempati rumah yang sangat memperihatinkan karena kondisi keuangan yang tidak memadai untuk merenovasi rumah. Bahkan rumah yang sebelumnya ditinggali juga hasil dari gotong-royong warga 5 tahun yang lalu.
“Jumariah pun tinggal di rumah ini, bersama satu orang anak perempuan yang masih SMP dan satu orang anak laki-lakinya. Dengan kondisi ekonomi yang sulit untuk memperbaiki rumahnya, sehingga Kopsyah BMI tergerak untuk membangunkan rumah Beliau,” ucap Ruslan.
Dia menjelaskan, kini rumah baru Jumariah telah dibangun dengan biaya Rp 55 juta, dengan rincian dari pihak keluarga Rp 250 ribu dan dari Kopsyah BMI Rp 54.750.000.
Lebih lanjut Ruslan menjelaskan, masyarakat Desa Talagahiang bersama Kopsyah BMI saling bergotong royong membangun infrastruktur desanya. Saat ini simpanan modal Kopsyah BMI yang berasal dari Desa Talagahiang telah mencapai Rp 106.187.000.
“Dengan jumlah anggota Kopsyah BMI sebanyak 152 orang dengan memiliki simpanan sebanyak Rp 72.007.351, penyaluran Rp 3.798.041.000, piutang Rp 480.118.000,” papar Ruslan.
Ruslan menyampaikan, jumlah Kartu Keluarga (KK) di Desa Talagahiang sebanyak 683 KK. “Kita berharap semakin banyak anggota di Kopsyah BMI di desa ini, sehingga pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual bersama Kopsyah BMI akan semakin meningkat,” tukasnya. (alb)