Pemerintah telah melakukan dua kesalahan besar di bidang ekonomi selama 20 tahun terakhir.Menurut Wapres Wakil Presiden Jusuf Kalla,itulah yang membuat Indonesia lebih lambat maju dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
Pada krisis ’97 kita menghabiskan energi, menjaga, menggaransi bank-bank yang rusak. Saat krisis ekonomi itu, pemerintah mengucurkan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) hingga hampir Rp600 triliun dalam dua tahun. Yang kedua, kata Kalla, kita menyubsidi bahan bakar minyak (BBM) begitu besar dalam waktu sepuluh tahun.
Khusus mengenai subsidi BBM, pemerintah telah mengeluarkan Rp400 triliun untuk subsidi pada 2004.Sayangnya, sebagian besar salah sasaran alias dinikmati masyarakat mampu. “Kila dihitung sekarang, dengan segala macam bunganya, 600 triliun bisa jadi kira-kira 3.000 triliun. Sepanjang 2004-2014 saja, hampir 400 triliun BBM kita subsidi, tapi yang menikmati orang punya mobil seperti kita semua di sini,” kata Wapres.
Andai dana BLBI dan subsidi BBM itu digabung, pemerintah saat ini akan punya dana sekitar Rp6 ribu triliun.Mestinya dapat digunakan untuk membangun infrastruktur.”Kira-kira 6.000 triliun yang kita telah buang untuk menyelesaikan masalah-masalah. Jika setengahnya saja kita pakai, tentu infrastruktur kita tidak akan kalah dari negara tetangga,” katanya dengan bersemangat menyalahkan masa lalu.
Namun, kesalahan itu telah terjadi.Wapres sendiri merupakan bagian organiik masa lalu yang disebutnya. Yang terpenting kini adalah bagaimana pemerintah tidak mengulangi kesalahan yang sama demi kemajuan bangsa. “Sekarang, yang penting apa yang kita lakukan ke depan, kini kita tidak menghamburkan uang untuk subsidi kecuali untuk makanan, pendidikan, kesehatan karena itu pokok, penting untuk bangsa ini,” kata Wapres.●