Keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang Wakatobi menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Wakatobi telah lama menjadi primadona bagi para penyelam internasional karena keindahan alam bawah lautnya.
NAMA Wangi-Wangi kalah populer dibanding Wakatobi, nama sebuah kabupaten Sulawesi Tenggara. Kota kecil Wangi-Wangi atau dikenal juga dengan sebutan Wanci—mencakup 14 desa dan 6 kelurahan—adalah ibu kota Kabupaten Wakatobi. Luas wilayahnya hanya 23.359 km². Adapun luas kabupaten mencapai 823 km². Pada 2010, populasi kota ini 95 ribuan jiwa (BPS). Data 2020 versi Pemda, seperti disebut Bupati H Arhawi, adalah 114.000 jiwa.
Wakatobi itu sendiri akronim dari empat nama pulau utamanya; yaitu (Wa)ngi-Wangi, (Ka)ledupa, (To)mia, dan (Bi)nongko. Semuanya adalah pulau indah. Semuanya menarik dan istimewa. Setiap pulau di Wakatobi memiliki keistimewaan. Jangan lupa, Wakatobi juga nama kawasan Taman Nasional sejak tahun 1996. Luasnya 1,39 juta ha.
Selain keempat pulau utama tersebut, ada beberapa pulau kecil yang mengelilingimWangi-Wangi sebagai pulau utama. Antara lain Pulau Anano, Rundumana, Hoga, Kapota, Kampenaua, Timu, Sumangga, dan Ottoue. Dari lima pulau yang disebut terakhir, hanya Kapota yang berpenghuni.
Pamor Wakatobi berkibar kencang 11 tahun silam, bersama Belitung. Soalnya, kala itu dihelat pesta Sail Wakatobi-Belitong (SWB), yang berlangsung hampir tiga bulan. Di ajang yang melibatkan peserta manca negara itu diagendakan berbagai acara. Baik yang digelar di Kota Wangi-Wangi, Sultra, 16 Juli 2011, maupun di Belitung, yang me-launching acara tersebut di Pantai Tanjungpandan, Sabtu (30/7).
Kegiatan yang bertema “Clean Ocean for the Future” ini adalah Operasi Bahari Surya Baskara Jaya dan International Civic yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau, khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan.
Acara Yacht Rally and Race yang diikuti oleh 40 negara dengan mengarungi 21 perairan kabupaten di Indonesia mulai dari Kupang hingga Belitung pada bulan Oktober. Pada saat yang sama juga terlaksana kegiatan Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari.
Ada seminar nasional dan internasional pada bulan September dan pameran UKM produk perikanan dan kelautan. Juga beragam kegiatan pendukung lainnya, seperti upacara pernikahan bawah laut secara massal (dikuti 30 pasangan peyelam; 26 dari dalam negeri dan empat mancanegara), lomba catur dalam laut, gerakan tanam rumput laut, festival film lingkungan internasional, lomba foto dalam air, lomba catur dalam laut, gerakan tanam rumput laut, festival film lingkungan internasional, dan berbagai kegiatan lain di Wakatobi-Belitung yang bersifat konstruktif.
Acara puncak dilaksanakan 5-12 Oktober 2011 di Pantai Tanjung Kelayang, Belitung. Sedangkan di Wakatobi berlangsung di Kota Kendari, 23-29 Agustus. Peserta SWB sebanyak 126 kapal yang berasal dari 40 negara. Demgan tiga dimensi kegiatan, yaitu olahraga, seni-budaya, dan bakti sosial, diharapkan peningkatan potensi destinasi pariwisata di Wakatobi dan Belitung.
***
DALAM hal keanekaragaman hayati laut, skala dan kondisi karang Wakatobi menempati salah satu posisi prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Wakatobi telah lama menjadi primadona bagi para penyelam internasional karena keindahan alam bawah lautnya. Tidak kurang dari 942 spesies ikan dan 750 spesies karang menghuni wilayah perairannya. Sejak tahun 1996, Wakatobi ditetapkan Unesco sebagai Taman Nasional Indonesia dan cagar alam dunia untuk biosfer laut.
Selain surganya para penyelam, di Wakatobi juga banyak destinasi wisata. Di Desa Pajam, misalnya, bisa ditemui para penduduk yang memproduksi kain tenun khas Wakatobi. Cocok untuk jadi oleh-oleh. Uniknya lagi, di pulau ini ada desa yang terletak di dalam hutan mangrove, namanya Desa Lambo Linggae\
Penduduk lokal Wakatobi sudah terkenal ramah. Di bagian pesisir pantai Pulau Kaledupa terdapat perkampungan Bajo Sampela. Suku Bajo (Sea Gypsies) pada dasarnya tersebar di beberapa tempat di Wakatobi, contohnya Suku Bajo Mola yang ada di Wangi-Wangi, yang konon merupakan suku pengembara laut tertua di Wakatobi.
Nirwana Bawah Laut. Yang paling populer adalah Onemohute di Wangi-Wangi dan Roma (Roma’s Reef) di Tomia, di sampingCornucopia dan Coral Garden. Roma’s Reef salah satu nama gugusan karang yang terkenal paling ‘sibuk’. Berada pada kedalaman 15 sampai 25 meter, untuk menyaksikan warna warni terumbu karang, parade ikan dan hewan laut indah lainnya. Spot ini aman untuk yang baru belajar diving. Untuk melihat lumba-lumba ke permukaan laut, salah satu lokasinya adalah di Pelabuhan Mola Raya, 20 menit berperahu dari Wangi-Wangi.
Pantai Pulau Hoga. Pulau Hoga cenderung lebih tenang ketimbang tiga pulau utama lainnya. Lokasinya hanya dipisahkan oleh selat kecil dengan Pulau Kaledupa menambah keunikan pantai yang satu ini. Bisa mencoba bermalam di Hoga Dive Resort. Cuma, listrik menyala mulai pukul 18.00 hingga 00.00 WIT. Pulau Hoga juga bisa jadi tempat stargazing yang menakjubkan yang bikin pengunjung susah move on.
Goa dan Pemandian Alam Hendaopa. Terletak di Desa Wawotimo, puncak Gunung Tomia. Pemandian ini unik karena berbentuk gua yang masuk ke dalam tanah. Dari luar, tempat ini tampak seperti lubang biasa dan belum banyak dikenal para wisatawan. Secara keseluruhan ada 12 goa di Pulau Wangi-Wangi, Kaledupa dan Tomia. Salah satu yang populer adalah Gua Kontamale di Wanci, Wangi-Wangi. Sering disebut sebagai Goa Telaga, karena air yang berada di bibir gua menyerupai sebuah telaga.
Taman Nasional Wakatobi diresmikan tahun 1996. Luasnya 1,39 juta ha. Wakatobi digadang-gadang sebagai surga bagi penyelam. Ada 112 jenis karang terpelihara baik di sini. Setidaknya Wakatobi memiliki 750 dari 850 jenis koral, kerang, dan spesies laut. Beberapa di antaranya spesies langka yang sulit ditemukan.
Pulau Tomia. Anda harus menempuh perjalanan 3 jam perjalanan laut dari Wangi-Wangi. Pulau Tomia memiliki 28 spot diving yang populer. House Reef, Ali Reef, Cornucopia, Roma, Teluk Maya. Cornucopia misalnya. Spot diving ini menjadi istimewa karena di sana berdiri tembok vertikal pada kedalaman 20-55 meter. Sangat cocok untuk aktivis fotografi. Spot ini hanya boleh dijelajahi penyelam ahli. Spot Roma ada di sisi barat Pulau Tomia. Area penyelaman dengan kedalaman 15-25 meter itu relatif aman untuk penyelam pemula.
Akses ke sana? Anda boleh pilih jalur udara atau jalur bawah (laut). Jika lewat jalur udara, ada pesawat langsung dari Ujungpandang. Hanya 15 menit penerbangan. Lewat jalur bawah, anda menyeberang dari Kendari ke Bau-Bau dengan kapal cepat. Dari Bau-Bau naik motor ke Lasalimu, sekitar dua jam, lalu nyeberang ke Pulau Wangi-Wangi, sekitar satu jam dengan kapal cepat.●(dd)