
PeluangNews, Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menegaskan bahwa industri batik menghadapi tantangan besar di era digital dan globalisasi. Tantangan tersebut tidak hanya berkaitan dengan pelestarian budaya, tetapi juga inovasi agar batik tetap relevan sebagai bagian dari industri kreatif.
“Mungkin teman-teman pikir batik itu warisan budaya, yang erat kaitannya dengan masa lalu. Tetapi perlu diketahui, para pembatik di zaman dulu adalah anak muda juga. Mereka menciptakan motif dari pengalaman, warisan keluarga, dan lingkungan,” kata Faisol saat kuliah umum Membatik Pikiran, Mewarnai Karakter, Menjahit Cita-Cita dalam rangkaian Industrial Festival feat. Gelar Batik Nusantara 2025 di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Faisol menekankan, industri batik kini bersaing dengan arus fesyen global. Tantangan muncul dari keterbatasan infrastruktur digital, kemampuan perajin dalam adaptasi teknologi, hingga kebutuhan inovasi produk agar batik diminati generasi muda.
“Ekosistem di Indonesia sebenarnya sangat mendukung digitalisasi. Masalahnya, infrastruktur digital kita belum kuat dan merata. Karena itu, Kementerian Perindustrian terus bekerja keras supaya infrastruktur digital juga dimiliki bangsa kita dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Menurutnya, generasi muda memegang peran vital dalam menjawab tantangan ini. Lima kemampuan utama yang perlu dimiliki anak muda adalah kesiapan intelektual, keterampilan digital dan kreatif, pengalaman kewirausahaan, kepekaan sosial-lingkungan, serta sikap bangga dan aktif terhadap budaya.
“Generasi muda bisa memulai dari membangun brand batik modern, seperti streetwear dan fesyen berkelanjutan, memanfaatkan media sosial sebagai content creator, serta mengembangkan ide bisnis berbasis batik,” jelasnya.
Dalam sesi tanya jawab, Faisol menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung perajin batik agar mampu beradaptasi dengan tren industri 4.0.
“Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian, UMKM, Dekranasda, dan BUMN punya banyak program untuk mendukung perajin batik. Kami ingin anak muda terlibat aktif dalam pelestarian dan inovasi batik,” tegasnya.
Industrial Festival 2025 yang berkolaborasi dengan Gelar Batik Nusantara mengusung tagline #BATIKRIZZ, menegaskan bahwa batik bukan hanya warisan, tetapi bagian dari industri kreatif modern yang menjunjung inovasi, digitalisasi, dan keberlanjutan. Festival yang berlangsung 30 Juli–3 Agustus 2025 di Pasaraya Blok M ini menghadirkan pameran, talkshow inovasi batik berkelanjutan, kompetisi konten kreatif, hingga sayembara maskot industri.
“Batik adalah masa depan kita jika bisa kita kelola dengan inovasi. Saya berharap adik-adik bangga mengenakan batik, mencintainya, dan menjadikannya bagian dari kreativitas kalian,” tandas Faisol.