
PeluangNews, Bandung – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Farida Farichah menegaskan bahwa koperasi pesantren (Kopontren) memiliki posisi strategis dalam memperkuat ekonomi umat. Ia mendorong Kopontren untuk berperan aktif sebagai mitra pendamping Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih agar pengembangan usaha berbasis komunitas berjalan berkelanjutan.
Farida secara khusus mengapresiasi Pondok Pesantren (Ponpes) Daarut Tauhid di bawah Yayasan Daarut Tauhid yang dinilainya berhasil mengembangkan berbagai unit usaha dan koperasi secara profesional, sehingga mampu memberikan dampak nyata bagi pemberdayaan ekonomi umat.
“Selama ini pesantren identik dengan pendidikan, keagamaan, dan kegiatan sosial. Melalui Kementerian Koperasi, kami mendorong pesantren juga memiliki unit usaha agar mandiri secara ekonomi,” ujar Farida saat kunjungan ke SPPG Ponpes Daarut Tauhiid di Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/12/2025).
Dalam kunjungan tersebut, Wamenkop didampingi Direktur Pembiayaan Syariah Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPDB) Koperasi Ari Permana serta Ketua Kopontren Daarut Tauhiid Alek Kuswandi. Rombongan meninjau langsung unit usaha oleh-oleh khas Bandung yang dikelola Kopontren Daarut Tauhiid.
Farida berharap Kopontren dapat bersinergi dengan Kopontren lainnya untuk membangun unit usaha bersama guna mendorong kemandirian ekonomi di lingkungan pesantren. Ia menekankan bahwa silaturahmi antarpesantren tidak hanya sebatas dakwah dan syiar, tetapi juga diarahkan pada penguatan ekonomi.
“Pengembangan usaha koperasi perlu dilakukan melalui pendampingan, kolaborasi, serta peningkatan skala usaha agar dampaknya lebih luas,” katanya.
Sebagai contoh keberhasilan, Farida mengungkapkan unit usaha roti yang dirintis dengan modal awal Rp150 juta dan melibatkan tenaga profesional di bidang bakery. Usaha tersebut dijalankan dengan model kemitraan, termasuk kerja sama dengan Ponpes Al Ittifaq sebagai pemasok sayuran, suplai roti dari Daarut Tauhiid, serta penggunaan garam dari Kopontren Sunan Drajat.
Selain usaha roti, bisnis ritel air minum ringan juga mencatatkan pertumbuhan signifikan. Saat ini terdapat 10 outlet yang tersebar di sejumlah rumah sakit dengan total omzet mencapai Rp10 miliar per bulan. Setiap outlet mampu membukukan omzet sekitar Rp20–25 juta per hari. Seluruh pengembangan usaha tersebut didasarkan pada riset pasar yang matang dan kerap menjadi referensi bagi Kopdes Merah Putih.
Farida juga menyoroti peran koperasi di Kota Bandung yang menjadi penyalur berbagai produk usaha tersebut. Ia menyarankan agar koperasi memiliki aset berupa gudang yang dapat dimanfaatkan sebagai agunan permodalan. Menurutnya, arus kas yang sehat akan mempercepat pertumbuhan usaha.
Pendampingan perizinan seperti PIRT dan sertifikasi halal terus diperkuat guna meningkatkan legalitas dan daya saing produk. Sistem usaha yang diterapkan bersifat terbuka, termasuk penyewaan mesin barista dengan skema bagi hasil sebesar 10 persen untuk layanan mandiri.
Lebih lanjut, Farida menegaskan pentingnya literasi usaha serta penguatan program ekonomi pesantren melalui gerakan One Pesantren One Produk. Selain itu, unit cottage penginapan dengan tingkat okupansi rata-rata 300 orang per malam juga menjadi sumber pendapatan tambahan.
Regenerasi pengelola usaha turut menjadi perhatian melalui program Pengembangan Usaha dan Kemitraan (PUK) yang memiliki kapasitas hingga 4.000 MBG, tidak hanya untuk santri tetapi juga masyarakat umum. Meski demikian, Farida mengakui masih terdapat kendala, terutama terkait penyediaan jaminan hunian bagi sekitar 1.400 santri.
Ia menambahkan bahwa SPPG dijalankan oleh anak perusahaan koperasi, sementara koperasi yang sudah mapan berperan sebagai pendamping bagi Kopdes Merah Putih, khususnya di wilayah Bandung.
“Pendampingan disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing melalui petunjuk pelaksanaan yang fleksibel,” ujarnya.
Tak kalah penting, Farida menekankan bahwa pengelolaan zakat juga dapat dioptimalkan sebagai sumber tambahan permodalan melalui LPDB untuk memperkuat koperasi dan UMKM berbasis pesantren. (RO)
Baca Juga: BEI: IHSG Sepanjang 2025 Pecahkan 24 All-Time High, Investor Tembus 20 Juta








