Peluang News, Banyumas-Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menegaskan bahwa pembentukan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di seluruh Indonesia akan menjadi pilar utama dalam mewujudkan ekonomi Pancasila yang inklusif.
“Bapak Margono Joyohadikusumo adalah perumus rencana pembangunan semesta berencana, pembangunan desa, dan koperasi yang terlibat dalam industri dari hulu hingga hilir,” ujar Ferry dalam Talkshow Tribute to Margono bertema Menyambut Koperasi Desa Merah Putih di Banyumas Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, yang digelar di Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (19/6).
Ferry menyampaikan bahwa inisiatif besar ini bukan hanya strategi teknokratik, tetapi juga melanjutkan cita-cita pendiri bangsa. “Lebih dari sekadar program, Kopdes Merah Putih adalah pengejawantahan dari gagasan Margono Joyohadikusumo tentang demokrasi ekonomi yang hidup di tengah masyarakat pedesaan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa program tersebut merupakan hasil sinergi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 dan Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2025.
“Presiden Prabowo Subianto ingin koperasi menjadi solusi nyata di desa untuk mengurangi kemiskinan, menghapus praktik rentenir, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi rakyat dari akar rumput,” tegas Ferry.
Dalam pandangannya, Ferry menilai Margono sebagai peletak dasar sistem ekonomi Pancasila yang selaras dengan semangat Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
“Tentu Pak Margono bersama dengan Bung Hatta saat itu sudah merancang sistem ekonomi Pancasila sebagai sistem yang menempatkan rakyat sebagai pusat pembangunan,” ujarnya.
Ferry juga menyoroti warisan pemikiran yang diteruskan secara turun-temurun. “Pemikiran Pak Margono dilanjutkan oleh putranya, Prof Sumitro Joyohadikusumo, yang merupakan salah satu pendiri Induk Koperasi Pegawai Negeri. Sekarang, Presiden Prabowo Subianto, putra Prof Sumitro, meluncurkan program strategis Kopdes Merah Putih,” jelasnya.
“Disinilah benang merah pemikiran tiga generasi Joyohadikusumo untuk membangun ekonomi nasional yang berdaulat dan inklusif,” imbuh Ferry.
Menurutnya, seluruh pemikiran Margono mengenai desa dan koperasi telah dituangkan dalam naskah-naskah konstitusi serta rencana pembangunan semesta berencana. “Dari situlah dimulailah pembangunan desa,” pungkasnya.
