hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Wamendag: Strategi yang Tepat di Pusat Perbelanjaan Bisa Ubah Fenomena “Rojali” dan “Rohana”

Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri mengunjungi UMKM tenun Medali Mas di Kampung Tenun Ikat Bandar Kidul, Kediri, Jawa Timur, Jumat (18/7).
Ilustrasi: Wamendag Dyah Roro Esti | dok. Ist

PeluangNews, Jakarta – Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti mengingatkan bahwa strategi yang tepat di pusat perbelanjaan dapat mengubah fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya bertanya).

Pengelola pusat perbelanjaan harus memberi perhatian terhadap fenomena tersebut. “Dengan penerapan strategi yang tepat, kedua fenomena ini dapat diubah menjadi peluang yang menguntungkan,” kata Roro dalam konferensi pers ISF 2025, Rabu (6/8/2025).

Karena itu, dia menekankan pentingnya kolaborasi antar pihak untuk mewujudkan program belanja yang dapat meningkatkan konsumsi nyata, bukan sekadar kunjungan tanpa adanya transaksi.

Asosiasi dan Kadin Indonesia sedang merancang skema khusus yang juga mencakup platform daring.

“Kementerian Perdagangan bersama para asosiasi, tadi ada tiga asosiasi inti bersama juga dengan Kadin Indonesia. Kita berupaya agar kemudian tadi yang Rojali-Rohana itu bisa semakin berkurang justru. Karena kan menarik dong, ada diskon kan seperti itu,” ucap Roro dalam konferensi pers ISF 2025, Rabu (6/8/2025).

Wamendag menambahkan, skema diskon yang menarik dapat mengubah niat pengunjung yang awalnya hanya ingin melihat menjadi tindakan untuk membeli.

“Jadi, dengan adanya diskon harapannya nanti bukan hanya berkunjung ke mal untuk meluangkan waktu dengan keluarganya atau teman-temannya tetapi juga menyisihkan waktu untuk berbelanja,” imbuhnya.

Roro percaya bahwa diskon besar ini dapat menjadi daya tarik utama bagi masyarakat untuk tidak hanya datang ke mal, tetapi juga melakukan pembelian.

Menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia tidak hanya bergantung pada pembelian langsung di pusat perbelanjaan, tetapi juga mulai beradaptasi dengan cara berbelanja dari rumah melalui platform digital.

Kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup global telah menghasilkan ekosistem konsumsi yang baru. Masyarakat kini memiliki pilihan untuk membeli produk yang biasanya ditemukan di supermarket atau mal melalui layanan online yang semakin mudah diakses.

“Gaya hidup masyarakat baik itu di Indonesia maupun dunia mulai berubah. Dengan adanya opsi kedua kita juga disuguhkan dengan opsi untuk bisa berbelanja dari rumah,” kata Roro.

Hal ini menunjukkan pilihan berbelanja telah berkembang, dan konsumen kini dapat menikmati kenyamanan berbelanja dari rumah sambil tetap mendapatkan produk yang mereka butuhkan.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, yakin bahwa Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 akan menjadi titik balik penting dalam menghidupkan kembali semangat belanja masyarakat.

Dia menyatakan fenomena Rojali dan Rohana memang sedang terjadi, tetapi hal itu tidak perlu menjadi kekhawatiran berlebihan.

Alphonzus menegaskan bahwa kehadiran pengunjung yang sekadar melihat atau bertanya tanpa melakukan pembelian adalah hal yang wajar dalam dunia ritel.

Perubahan fungsi pusat perbelanjaan membuat situasi ini menjadi bagian dari dinamika yang ada.

“Jadi, Rojali itu bukan sesuatu yang baru gitu loh. Hanya saja memang intensitasnya kadang turun, kadang naik begitu. Tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi,” tuturnya. []

pasang iklan di sini