Peluang News, Semarang-Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri secara resmi melepas ekspor lima kontainer furnitur ke Amerika Serikat (AS) senilai USD 120 ribu atau sekitar Rp1,97 miliar, Jumat (16/5). Pelepasan ekspor dilakukan di PT Philnesia International, Semarang, Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Wamendag Roro menegaskan pentingnya sinergi antara seluruh pihak untuk mendorong ekspor produk lokal. “Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah pusat akan selalu bersinergi dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan terkait untuk memudahkan UMKM menjual produk-produknya ke luar negeri,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan optimisme terhadap daya saing produk Indonesia di pasar global. “Ketika pemerintah dan pelaku usaha berjalan beriringan, produk-produk anak bangsa tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga diakui di pasar global seperti ekspor furnitur ini,” tegasnya.
Wamendag menambahkan, ekspor ke AS berperan besar dalam memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional. “AS menjadi negara tujuan utama ekspor furnitur Indonesia dalam lima tahun terakhir. Saat ini, Indonesia menempati posisi ketujuh sebagai negara importir furnitur ke AS dengan nilai mencapai USD 1,01 miliar pada 2024,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Indonesia tercatat sebagai eksportir furnitur ke-21 dunia, dengan nilai ekspor mencapai USD 1,88 miliar pada 2024. Pada periode Januari—Maret 2025 saja, nilai ekspor furnitur mencapai USD 515,75 juta. Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD 62,98 miliar, meningkat 7,84 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Di hadapan para pelaku usaha, Wamendag juga menekankan pentingnya pemanfaatan perjanjian dagang internasional. “Dengan perjanjian dagang, produk unggulan nasional seperti furnitur akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan terus mendukung pelaku ekspor nasional melalui berbagai program, mulai dari fasilitasi business matching, pendampingan desain dan sertifikasi, hingga layanan FTA Support Center di berbagai daerah, termasuk Semarang.
Dalam kesempatan itu, Wamendag Roro juga mengapresiasi peran PT Philnesia International. “Saya sangat menghargai upaya PT Philnesia yang tidak hanya fokus pada ekspor, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal, termasuk kolaborasi dengan para kepala desa untuk transfer pengetahuan,” ucapnya.
“Semoga ekspor ini menjadi momentum untuk memperluas akses pasar produk furnitur Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah akan terus hadir untuk mendukung dan mendorong ekspor yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Roro.
Direktur Utama PT Philnesia International, Erick Prasetya Luwia, menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan pemerintah. “Kami mengapresiasi kunjungan Wamendag Roro. Kolaborasi dengan pemerintah sangat kami butuhkan, terutama dalam menjawab tantangan regulasi dan daya saing global,” ujarnya. Ia optimistis bahwa dengan dukungan tepat, produk furnitur Indonesia akan semakin diminati di pasar internasional.
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Ari Satria, serta Plh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Linda Widiastuti Ariningrum.
Kunjungan ke UMKM dan FTA Support Center Semarang
Usai pelepasan ekspor, Wamendag Roro melanjutkan kunjungannya ke UMKM furnitur CV Padma Indoraya dan FTA Support Center Semarang. Di lokasi, ia mengapresiasi dampak nyata dari program pendampingan pemerintah terhadap pelaku usaha.
“Kami melihat langsung bagaimana pendampingan dari Kementerian Perdagangan membuahkan hasil konkret. Berdasarkan informasi dari pemiliknya, CV Padma Indoraya mampu mengekspor hingga lebih dari 30 kontainer per bulan ke pasar global. Ini bukti bahwa UMKM kita mampu bersaing di tengah tantangan global,” ungkapnya.
Pemilik CV Padma Indoraya, Andrew TJ, mengatakan bahwa perusahaannya secara rutin mengekspor furnitur ke AS senilai sedikitnya USD 100 ribu per bulan. “Saat permintaan tinggi, kami bisa kirim lebih dari 30 kontainer per bulan. Tapi saat ini berkisar 15–16 kontainer karena dinamika pasar di AS,” jelasnya.