
Wall Street Tertekan, Pasar Gelisah Jelang Keputusan The Fed
PeluangNews, Jakarta – Bursa saham Wall Street dilanda kekhawatiran karena beberapa faktor utama yang terjadi secara bersamaan. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran tersebut, telah terbukti memicu aksi jual besar-besaran (sell-off) di pasar saham global, termasuk Wall Street. Hal ini terjadi karena investor menjadi sangat waspada terhadap risiko geopolitik yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan pasokan energi dunia, terutama minyak.
Sebagai contoh, ketika Iran meluncurkan rudal balasan ke Israel, indeks utama saham AS seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq langsung turun signifikan. Harga minyak juga melonjak tajam akibat kekhawatiran terganggunya pasokan dari kawasan penghasil minyak terbesar dunia tersebut. Selain itu, jika Amerika Serikat ikut terlibat secara militer dalam konflik ini, risiko aksi jual mendadak di pasar keuangan global akan semakin besar.
Singkatnya, konflik Iran vs Israel sangat berpotensi membuat bursa saham Wall Street anjlok karena:
- Meningkatkan ketidakpastian dan risiko geopolitik global.
- Memicu lonjakan harga minyak yang bisa membebani ekonomi dunia.
- Menyebabkan investor beralih ke aset yang lebih aman dan menjual saham secara masif.
Dampak ini sudah terlihat dalam beberapa pekan terakhir, di mana setiap eskalasi konflik langsung direspons negatif oleh pasar saham AS.
Selain itu, pergerakan bursa saham Wall Street juga terbebani oleh rencana bank sentral AS yang mempertahankan kebijakan suku bunga mereka di level tinggi.
Kebijakan Suku Bunga The Fed: Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap tinggi, meskipun ada ekspektasi penurunan. Keputusan ini menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor, apalagi The Fed juga memperingatkan risiko stagflasi dan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk 2025, sementara proyeksi inflasi justru dinaikkan.
Ketidakpastian Kebijakan Tarif dan Perdagangan: Ketidakjelasan arah kebijakan tarif yang diterapkan Presiden AS Donald Trump, serta potensi perang dagang, membuat pasar semakin gelisah. Kebijakan ini dinilai dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, sehingga investor menjadi lebih berhati-hati.
Kekhawatiran terhadap Utang Pemerintah AS: Ada kekhawatiran bahwa utang pemerintah AS akan meningkat tajam jika Kongres meloloskan usulan pemotongan pajak. Lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menekan pasar saham karena biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat membebani pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan, kombinasi dari kebijakan moneter yang ketat, ketegangan geopolitik, ketidakpastian kebijakan pemerintah, dan risiko global lain membuat investor cenderung mengambil sikap hati-hati dan melakukan aksi jual di bursa saham Wall Street.
BAGAIMANA DAMPAK KEJATUHAN WALL STREET TERHADAP PASAR ASIA?
Kejatuhan Wall Street berdampak signifikan terhadap pasar Asia dengan beberapa efek utama sebagai berikut:
Tekanan Penurunan Saham Asia: Penurunan tajam di Wall Street biasanya memicu koreksi di pasar saham Asia. Contohnya, saat Wall Street jatuh pada Februari dan April 2025 akibat kekhawatiran ekonomi dan perang dagang, pasar Asia juga terancam melemah dan mengalami tekanan jual yang cukup besar.
Sentimen Negatif dan Volatilitas Meningkat: Penurunan di Wall Street meningkatkan ketidakpastian dan kehati-hatian investor di Asia, sehingga volatilitas pasar meningkat dan investor cenderung mengurangi eksposur pada aset berisiko.
Aliran Modal Keluar: Kekhawatiran global akibat kejatuhan Wall Street mendorong investor asing menarik modal dari pasar Asia dan beralih ke aset safe haven seperti obligasi AS dan emas. Hal ini menyebabkan pelemahan mata uang dan tekanan pada pasar modal Asia.
Reaksi Berbeda di Pasar Asia: Meskipun umumnya pasar Asia mengikuti tren negatif Wall Street, ada kalanya pasar Asia menunjukkan pergerakan yang berbeda, misalnya penguatan saham di Jepang dan Korea Selatan pada sesi tertentu, tergantung pada data ekonomi regional dan sentimen lokal.
Singkatnya, kejatuhan Wall Street biasanya menyebabkan tekanan dan koreksi di pasar saham Asia, meningkatkan volatilitas, memicu aliran modal keluar, dan memperburuk sentimen investor di kawasan tersebut. Namun, respons pasar Asia tidak selalu seragam dan dapat dipengaruhi oleh faktor domestik serta perkembangan ekonomi regional. Oleh sebab itu Anda selaku Investor patut waspada terhadap kondisi tersebut. Jangan sampai anda berada pada posisi beli ketika index harga saham gabungan (IHSG) berpeluang mengalami koreksi tajam.
PT Octa Investama Berjangka menyediakan pelatihan tanpa biaya untuk mempelajari pasar derivatif komoditas, mata uang asing, dan indeks saham luar negeri. OIB Pialang Berjangka berizin resmi dari Bappebti serta diawasi oleh OJK dan Bank Indonesia. Di samping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk tersebut di atas secara live. Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: https://client.octa.co.id/register
Disclaimer : Transaksi Perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi (Adv)