JAKARTA—-Pandemi Corona berdampak tidak saja pada penjualan pelaku UKM, tetapi juga pada kemampuan mereka membayar gaji pegawai. Namun mereka punya siasat untuk bisa memenuhi kewajibannya.
Budiyanto, seorang pengusaha Nasi Tumpeng di Kota Bogor hingga 17 Maret lalu, masih mampu membayar gaji pegawainya secara penuh per bulan. Namun sejak pandemi Corona makin merebak, pengusaha yang menjadikan nasi tumpeng dan nasi kotak sebagai bisnisnya hanya mampu membayar gaji pegawainya secara harian.
“Kalau ada pesanan baru dibayar, tetapi saya cukupi kebutuhan mereka. Misalnya sembako, atau ayam dan telor kalau stok saya berikan agar mereka juga bisa bertahan,” ujar Budiyanto, Rabu (15/4/20) melalui sambungan telepon.
Budi mengaku omzet bisnisnya turun hingga 80 persen. Pasalnya segmennya adalah ibu-ibu kelas menengah yang biasanya memesan untuk kebutuhan arisan dan berbagai acara. Setelah perlakukan pembatasan pertemuan secara fisik dan sosial, dia hanya mengandalkan penjualan secara online. Hanya saja yang dijual adalah berbagai varian nasi kotak untuk kebutuhan makan keluarga.
Budiyanto juga punya daftar kontak pelanggannya sejak 2016 dan selalu rajin berkomunikasi. Melalui media sosial dia menawarkan varian makanannya sehingga pemasukan tetap ada.
Sementara Soni Sopian seorang pemilik restoran bakso di kawasan Cimahi mengaku pandemi memberikan pengaruh. Dia kemudian memindahkan usahanya dari kedai ke rumah. Penjualan menurun hingga 50%.
“Saya hanya menerima pemesan yang bungkus dan via online grabfood dan gofood. Kalau buat karyawan sekarang kerja dua hari sekali kalau bikin bakso di rumah,- kata Soni.
Selain itu dia masih bisa menggaji karyawannya 80% dari biasanya. Karyawannya hanya membuat bakso dari rumah dan diajarkan menjual secara daring dengan kemasan pouch.
Baik Budiyanto maupun Soni hanya berharap pada pemerintah untuk mengakhiri pandemi corona. I
“Biar kondisi cepat normal kembali, kasihan pedagang-pedagang kecil yang penghasilannya pas-pasan,” tutup Soni (Irvan Sjafari).