MATARAM—Awalnya Wagini adalah seorang pengacara di Malang, Jawa Timur . Dia hijrah Ke lombok mengikuti Sang Suami Kus Harianto karena tugas. Di tempat dia hijrah. Wagini memutuskan menjalankan bisnis kuliner, karena hobi masak.
Inspirasi dia dapat ketika mengunjungi Taman Udayana pada 2009, yaitu menjual makanan yang berbeda dengan yang ada di sana. Umumnya para pedagang di taman ini menual pecel dan sate bulayak.
“Akhirnya saya menggunakan peralatan apa adanya dengan modal Rp200 ribu. Saya menjual Rawon lontong sayur,” ujar Wagini ketika dihubungi Peluang, Rabu (13/5/20).
Setiap pagi sesudah subuh, Wagini berangkat dengan menggunakan mobil pribadi untuk menjalankan bisnisnya dan mulai mendapatkan respon dan banyak pelanggan. Dia juga mendapat bimbingan dari Lindrawati Angkawijaya pembila LPB Mataram
“Makanan kami di promosikan ke Astra di Dasan Cermen. Alhamdulilah akhirnya saya dapat tawaran untuk menyediakan makan siang karyawan,” ucap dia.
Wagini pun mendapat kepercayaan menangani event-event besar di Astra . Dari pengalaman ini Wagini merambah menangani catering wedding dengan modal terbatas dengan terus berjuang dan berbenah.
Akhirnya sampai saat ini mendapat kepercayaan Istana Merdeka untuk menyediakan konsumsi ketika ada kunjungan RI 1 ke Lombok.
“Alhamdulilah juga dipercaya untuk tangani program Millennium Challenge Account Indonesia MCAI di Lombok,” imbuh sarjana hukum dari Universitas Widyagama, Malang ini.
Bu Kus Catering sendiri berdiri pada 11 November 2011. Pesanan per bulan saat ini bisa mencapai 10. 000 porsi dan untuk prasmanan rata-rata 3000 boks, dengan harga per paket dari harga terendah Rp35 sampai Rp65 ribu untuk prasmanan , kalau kotakan dari harga Rp30 hingga Rp50 ribu. Omzet per bulan rata-rata Rp350 juta hingga Rp500 juta. Wagini mampu menyerap tenaga kerja 12 karyawan tetap dan 15 tidak tetap.
Bicara dampak pandemi Corona, Wagini mengaku sangat terpengaruh besar karena banyak ebent yang ditunda dan dijadwal ulang. Pemasukan pun anjjlok.
“Untuk mensiasati kami berjualan secara daring, cwie mi dan makanan lain,” tutup Wagini (Irvan Sjafari).