octa vaganza

Wabah Covid-19 Mulai Berdampak pada Penjualan Produk UKM

BANDUNG-—Sekalipun belum terlalu menganggu, para pelaku UMKM di Kota Bandung mulai merasakan imbasnya merebaknya wabah Covid-19 atau corona.

Sinta Dewi, salah seorang wirausaha bidang makanan camilan mengaku dengan ditiadakannya atau ditundanya sejumlah acara, maka penjualan menurun hingga 30 persen.

“Alhamdullilah, masih jalan. Masih kebantu penjualan secara daring. Jadi saat ini kami mengandalkan penjualan secara daring,” kata Sinta ketika dihubungi Peluang, Rabu (18/3/20).

Lain halnya dengan Resi Ida Nurmala, seorang pengusaha yogurt rumahan. Dia mengaku sulit mendapatkan bahan baku terutama yang impor seperti leci, anggur dan mangga. Padahal tidak musim sekalipun ada di pasaran.

“Seharusnya  masyarakat  tahu bahwa probiotik dalam yogurt yang bisa membantu meningkatkan imunitas tubuh,” kata dia.

Lanjut Resi, penjualannya menurun karena bingung untuk pengirimannya.  Orang tidak berani keluar rumah dan kontak dengan orang lain.  Sejumlah pembelian dipending selama dua minggu sesuai saran pemerintah.

“Penurunan itu hampir 50% sekarang, jadi sekarang kami gencar edukasi untuk meningkatkan imunitas tubuh dengan probiotik yang ada di dalam yogurt,” pungkas Resi.

Sementara Ketua Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Jawa Barat Iwan Gunawan mengakui, Wabah Covid-19 turut memukul sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), khususnya bidang fashion. Sejak ditemukan adanya kasus positif Covid-19, permintaan konsumen anjlok signifikan.

Padahal, menurut dia, biasanya puncak permintaan produk fashion terjadi sejak beberapa bulan menjelang Ramadan.

Masyarakat lebih memprioritaskan pemenuhan bahan kebutuhan pokok dan produk kesehatan. Persiapan fashion Lebaran belum menjadi prioritas masyarakat.

“Untuk produk saya misalnya, permintaan distributor anjlok. Sejak awal bulan ini sampai sekarang saja, pemasukan belum mencapai 25% kondisi normal atau dengan kata lain anjlok lebih dari separuhnya,” ujar Iwan, seperti dilansir Pikiran Rakyat, Rabu (18/3/20).

Iwan mnuturkan, pelaku UMKM harus pandai-pandai mengatur cashflow usahanya.

“Sebisa mungkin menagih piutang yang masih ada di luar dan menangguhkan kewajiban pembayaran utang,” pungkasnya (Irvan Sjafari).

Exit mobile version