octa vaganza

Usaha Bantal Leher di Kediri Ini Bertahan di Masa Pandemi

KEDIRI-–Maju tak gentar, tetap berusaha, walau ada pandemi. Demikian tekad Yulianto, produsen kerajinan bantal dari Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem. Usaha ini dirintis bersama  istrinya sejak akhir 2017 silam adalah membuat bantal yang sering digunakan saat melakukan perjalanan.

Sebelum adanya pandemi, setiap hari UKM ini  memproduksi 25 hingga 35 buah bantal leher. Biasanya pesanan bantal leher datang dari instansi seperti perbankan ataupun asuransi untuk merchandise. Tak jarang pesanan juga datang dari yayasan untuk kegiatan tertentu.

Bahan yang digunakan untuk membuat bantal ini yaitu kain velboa yang kerap digunakan untuk membuat boneka serta dakron sebagai isi. Agar lebih menarik, bantal dihias dengan kain perca yang membentuk tulisan atau motif-motif lucu.

Usaha ini berawal saat Yuli mengetahui harga bantal leher di pasaran cukup mahal namun dengan kualitas yang biasa. Kemudian ia belajar membuat sendiri dengan peralatan yang ada dan ternyata hasilnya diminati banyak orang, terutama tetangga sekitar tempat tinggalnya. Dari sinilah ia kemudian mulai menekuni pembuatan secara home made.

“Awalnya ingin membeli untuk bepergian dan di toko harganya mahal sekali. Akhirnya saya tertarik untuk menekuni bisnis ini, karena secara kasat mata pembuatannya sangat mudah dan prospek pasar yang cukup bagus,”  terang Yulianto dalam keterangan tertulis, Selasa (9/2/21),

Satu buah bantal leher dibanderol mulai harga Rp18.000 sampai Rp50.000, tergantung model dan bentuknya.

Omzet yang didapat setiap bulan cukup tinggi, sekitar 4 sampai 5 juta rupiah. Pesanan dan omzet tertinggi biasa didapat saat momen tertentu, biasanya pada gelaran akhir tahun.

“Pada momen tertentu memang pesanan dan omzet bisa meningkat sampai 200 persen. Karena selain bisa langsung membeli boneka di rumah produksi, juga kami pasarkan melalui media online,” tuturnya.

Di masa pandemi ini pesanan dan omset yang dihasilkan mengalami penurunan sekitar 25 persen. Walaupun begitu, ia mengaku jika produksi bantal leher masih berjalan. Untuk tetap bertahan, pemasaran gencar ia lakukan secara daring.

Tak hanya di Kediri, pesanan bantal leher bahkan datang dari Jember dan Palembang.

“Alhamdulillah produksi masih jalan, pesanan juga masih ada, yang namanya usaha ya tetap disyukuri saja,” tutupnya

Exit mobile version