TERLILIT utang Rp140 triliun bakal mengantarkan PT Garuda Indonesia (Persero) ke pintu kepailitan. Asumsi itu diperkuat dengan sikap Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas yang tampak ogaha-ogahan menolong perusahaan maskapai penerbangan nasional terkemuka ini. Hal itu secara blak-blakan diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, bila pemerintah menggelontorkan dana segar untuk menyelamatkan Garuda, akan sangat tinggi nilai PMN yang dialokasikan. Itu sebabnya, opsi suntik modal untuk Garuda bakalan tidak ada. Lagi pula, sambung Arya, kebiasaan main suntik BUMN rugi sudah harus ditinggalkan agar keuangan negara tidak terbebani oleh BUMN-BUMN sakit. Namun begitu, opsi negosiasi dan restrukturisasi terhadap pemilik piutang masih terus ditempuh, langkah ini diharapkan dapat menyelamatkan Garuda sehingga tetap beroperasi. Tersiar kabar bahwa Kementerian BUMN kini tengah menyiapkan Pelita Air Service sebagai maskapai penerbangan nasional yang menggantikan posisi Garuda Indonesia.
Membiarkan maskapai kebanggaan nasional ini bangkrut memang eman-eman. Lantaran itu, anggota komisi VI DPR-RI Herman Khaeron mendesak pemerintah mencari solusi terbaik penyelamatan Garuda.
Herman menjanjikan dalam rapat Komisi VI DPR mendatang untuk mengajak para pemangku kepentingan gotong royong, bahu-membahu guna menyelamatkan Garuda Indonesia. Bagaimanapun, harap Herman, Garuda harus tetap jadi flag carrier negara dan dipertahankan sebagai kebanggaan bangsa Indonesia. ●