JAKARTA—Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) bekerja sama dengan niaga-el Bukalapak menggelar lokakarya di Jakarta, bertajuk ‘Peluang Pasar Singapura dan Malaysia di tengah Pandemi’.
Lokakarya dilakukan secara virtual bagi pelapak binaan Bukalapak dari beberapa daerah di Indonesia. Plt Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor (PEN) Kasan mengatakan, lokakarya merupakan upaya Kementerian Perdagangan dalam memberikan stimulus nonfiskal bagi pelaku usaha Indonesia.
“Di antara stimulus itu berupa informasi peluang ekspor yang
dapat dimanfaatkan pelaku niaga elektronik di pasar,” kata Kasan dalam
keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (11/5/20).
Lokakarya ini diikuti sekitar 40 peserta
pelaku usaha di Jabodetabek. Lokakarya dihadiri Atase Perdagangan Kuala Lumpur
dan Atase Perdagangan Singapura, serta Tim Bukalapak sebagai narasumber.
Lanjut Kasan, masa pandemi Covid-19 menyulitkan para pelaku usaha daring untuk melakukan ekspor ke Malaysia dan Singapura karena beberapa negara menerapkan status lockdown. Namun, hal ini bukan menjadi penghalang bagi calon pelapak daring dalam melihat peluang ekspor ke negara-negara dimaksud.
“Lokakarya ini merupakan bentuk pembinaan bagi calon pelapak
yang dilakukan sebagai solusi di tengah pandemi Covid-19,” ujar Kasan.
Sementara Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan
menyampaikan Malaysia dan Singapura merupakan mitra perdagangan penting bagi
Indonesia, meskipun pandemi ini akan mengurangi nilai ekspor Indonesia ke kedua
negara tersebut.
Dikatakannya, jarak Indonesia dengan kedua negeri jiran itu tidak terlalu jauh.
Hal ini menjadi competitive advantage tersendiri karena selera konsumen yang
tidak begitu berbeda dan harga produk Indonesia yang relatif terjangkau.
“Para pelaku usaha Indonesia harus memanfaatkan hal ini
sebagai peluang ekspor di tengah masa pandemi melalui promosi daring,”
imbuh dia.
Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur Rifah Ariny mengungkapkan saat ini Malaysia
menerapkan larangan berkerumun di luar rumah. Masyarakat Malaysia lebih banyak
menggunakan niaga-el dan pembayaran nontunai dalam bertransaksi.
Sebelum adanya lockdown di Malaysia, tren belanja daring sudah cukup tinggi,
yaitu sebesar 81 persen. Namun dengan adanya lockdown tentunya akan mendorong
transaksi daring menjadi lebih tinggi.
“Yang perlu diperhatikan bagi para pelaku usaha Indonesia
dalam memasarkan produknya ke Malaysia adalah harga, fungsi, masa kedaluwarsa,
dan aturan lartas untuk ekspor dan impor,” papar Rifah.
Sementara itu, Vice President of Merchart PT Bukalapak Kurnia Sofia menambahkan
di tengah masa sulit ini, pemasaran melalui niaga-el merupakan salah satu
jawaban dalam transaksi perdagangan di seluruh dunia. Selama masa pandemi,
nilai perdagangan niaga-el mengalami peningkatan dibanding penjualan di toko
fisik.
“Dengan fitur BukaGlobal, Bukalapak akan membantu para calon pelapak yang ingin
memanfaatkan peluang di tengah wabah Covid-19 dalam memasarkan produknya ke
pasar Malaysia dan Singapura,” pungkas Kurnia.