hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

UNDIP-Kementerian UMKM Kolaborasi Perkuat Ekosistem Wirausaha Kampus

PeluangNews, Semarang – Universitas Diponegoro dan Kementerian UMKM sepakat melakukan kolaborasi untuk memperkuat ekosistem wirausaha kampus dan menyiapkan Generasi Micropreneur Indonesia.

Kolaborasi itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Universitas Diponegoro dan Kementerian UMKM. Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak berkomitmen mendorong kolaborasi dalam pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat yang selaras dengan pengembangan kewirausahaan dan pemanfaatan inovasi kampus.

Sebagai tindak lanjut kolaborasi tersebut, dilakukan peresmian pusat pengembangan kewirausahaan “Diponegoro Usadaya Preneur” di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP. Peresmian dilakukan secara simbolis melalui pemukulan gong, menandai dimulainya operasional pusat UMKM ini sebagai wadah penguatan ekosistem kewirausahaan berbasis inovasi, kolaborasi, dan keberdayaan.

Usadaya Preneur memiliki program strategis meliputi pengelolaan data dan riset UMKM nasional, pendampingan UMKM naik kelas, pengembangan desa berbasis UMKM, indeksasi bisnis UMKM, dan program magang kewirausahaan.

Dalam forum Kuliah Umum dan Expo UMKM yang digelar dalam rangkaian kolaborasi itu di kampus Universitas Diponegori, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Maman Abdurrahman mengatakan kampus merupakan titik awal pembentukan karakter dan kemampuan menciptakan peluang.

“Menjadi mahasiswa bukan tujuan akhir, melainkan pintu gerbang untuk menjelajah ilmu pengetahuan, menempa karakter, mengasah daya juang, membangun jejaring, dan memupuk semangat berwirausaha,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa pada tahun 2030 diperkirakan sekitar 14% pekerjaan akan hilang akibat otomatisasi. Karena itu mahasiswa perlu menjadi pencipta lapangan kerja.

Menurut dia, produk yang dikembangkan di kampus tersebut sudah banyak yang seharusnya layak masuk ke industri.

“Saya banyak sekali dapat insight dari riset dan inovasi yang dibuat oleh UNDIP. Contohnya alat roasting biji kopi, ini artinya Indonesia sebenarnya sudah bisa bikin teknologi sendiri. Tinggal bagaimana kita dorong supaya produk unggul seperti ini masuk ke industri dan bisa dikomersialisasi,” ungkapnya.

Menurut dia, akses pembiayaan dari pemerintah sudah tersedia. “Sekarang tugas kita adalah membawa produk mahasiswa masuk ke rantai industri. Survive itu mudah, tapi bagaimana produk bisa menembus industri, itu tantangannya.” tambahnya.

Rektor Universitas Diponegoro Prof. Dr. Soeharnomo, S.E., M.Si. mengatakan bahwa UNDIP berkomitmen memperkuat ekosistem kewirausahaan melalui inovasi kampus dan pendampingan usaha mahasiswa.

“Kami tidak hanya mendorong lahirnya inovasi, tapi memastikan karya-karya tersebut memberi manfaat dan kontribusi bagi masyarakat. Saat ini rata-rata setiap tahun kami menghasilkan 10–15 UMKM baru yang mampu menembus pasar ekspor. Bahkan salah satu usaha mahasiswa telah membukukan omzet hingga Rp1 miliar per tahun. Ini menunjukkan bahwa UMKM bisa naik kelas jika didukung dengan pendampingan dan lingkungan yang tepat,” ujarnya.

Menurut dia, saat ini UNDIP merupakan pemohon paten terbesar kedua secara nasional. “Kalau 10 persen saja inovasi tersebut berhasil memasuki pasar, maka kampus dapat menjadi contoh bagaimana riset dan akademik mendorong tumbuhnya kewirausahaan,” ungkapnya.

 

pasang iklan di sini