
PeluangNews, Jakarta-Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam mengelola produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Ia menyampaikan, produk lokal seperti tenun ikat, batik, kerajinan kayu, dan anyaman tak seharusnya berhenti sebagai barang dagangan biasa, melainkan harus dikembangkan menjadi produk bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global.
“Produk-produk UMKM bukan hanya komoditas pasar, tetapi juga bisa menjadi platform inovasi, desain kontemporer, hingga pariwisata dan ekspor,” ujar Wamendag Roro saat menghadiri APEKSI Nite Carnival di Kediri, Jawa Timur.
Dalam acara yang turut dihadiri Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan jajaran pejabat Kementerian Perdagangan, Wamendag Roro menekankan bahwa perdagangan adalah penggerak utama perekonomian kota. “Perdagangan membuka peluang usaha, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” tegasnya.
Ia menyebutkan bahwa lebih dari 15 persen UMKM nasional berada di Jawa Timur, dengan hampir 10 juta unit usaha menopang lebih dari 58 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi. “Ini bukti nyata bahwa UMKM adalah fondasi ekonomi nasional. Kita harus bantu mereka naik kelas,” katanya.
Wamendag Roro mengapresiasi semangat UMKM di Kediri dan menekankan pentingnya peran pemerintah kota dalam promosi lintas daerah. “Melalui APEKSI, kami dorong agar produk lokal dapat beredar lebih luas antarkota bahkan menembus pasar global,” ujarnya.
Wamendag juga memperkenalkan Gerakan Kamis Pakai Lokal (GASPOL) yang diterapkan di Kementerian Perdagangan. “Setiap Kamis, pegawai kami memakai produk lokal dari UMKM—mulai dari baju, tas, sepatu. Pesannya sederhana, tapi dampaknya besar,” jelasnya.
Kemendag juga menjalankan program business matching dan pitching untuk mempertemukan pelaku usaha dengan buyer internasional. “Pada semester pertama 2025, tercatat 356 sesi bersama 33 negara. Dari total pelaku usaha, 609 adalah UMKM, dengan transaksi mencapai USD 87,04 juta,” ungkap Wamendag Roro.
Usai acara APEKSI, Wamendag Roro meninjau Pasar Grosir Buah dan Sayur Ngronggo bersama Wali Kota Kediri. Ia menyampaikan apresiasi atas kebersihan dan keteraturan pasar yang tetap ramai dari pagi hingga sore hari. “Ini jantung perekonomian Kediri. Pedagangnya semangat, pasarnya hidup,” katanya.
Ia juga mendorong pemanfaatan digitalisasi. “Pasar bisa maju kalau menyediakan QRIS dan opsi belanja daring. Pembeli jadi lebih praktis, penjual lebih mudah mencatat transaksi,” ujarnya.
Terkait harga bahan pokok, Wamendag menyampaikan bahwa berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) per 17 Juli 2025, harga kebutuhan pokok relatif stabil, bahkan beberapa komoditas seperti minyakita dan gula pasir menunjukkan tren penurunan.