hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

UMKM Ibarat Sekoci Yang Perlu Didampingi “Kapal Induk Digital”

JAKARTA-–Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tersebar di seluruh  Indonesia diibaratkan sebagai sekoci yang perlu didampingi “Kapal Induk” perusahaan digital, seperti Facebook atau Grab.

Demikian  ungkapan yang dilontarkan Staf Khusus Menkop UKM Fiki Satari dalam diskusi bertajuk “Inspirasi Pahlawan Digital”, Senin (14/9/20).  Kapal Induk yang melindungi dan menggeret sekoci ini hingga tetap bertahan diterpa gelombang.

“Para pelaku UMKM ini bisa belajar dari Kapal Induk dan berkolaborasi dengan mereka. Kapal Induk ini bisa jadi konsolidator,” ujar Fiki.

Menurut Fiki, menyelamatkan UMKM  merupakan keharusan karena, tak ubahnya menyelamatkan ekonomi Indonesia.

Lanjut dia, pemerintah akan memperbaiki model bisnis dan koneksi para pelaku UMKM.  Untuk itu dibutuhkan peran sosial media sebagai penghubung.

“Para pahlawan-pahlawan lokal (local heroes) dan aggregator penghubung ke Kapal Induk dapat berperan. Jangan melulu mengandalkan pemerintah,” papar Fiki.

Tambahnya, di balik musibah Pandemi Covid-19 terselip kesempatan untuk meningkatkan pendapatan pelaku Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) melalui digitalisasi. UKM bisa belajar dari Kapal Induk dan berkolaborasi dari mereka dan Kapal Induk jadi konsolidator.

Sementara Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari menyampaikan, pentingnya kebersamaan dalam memajukan UMKM di Indonesia. Setiap Kapal Induk (stakeholder) tak bisa jalan sendiri, harus bergandeng tangan menyelesaikan problem yang ada.

“Kapal-kapal sekoci ini harus bekerja sama untuk menemukan ‘mutiara’ (UMKM unggulan) di seluruh Indonesia agar bisa go international dan mengharumkan Indonesia,” terang Ruben,

Ruben menyarankan para inovator muda tak hanya sekadar menciptakan produk dan jasa inovatif. Mereka juga punya tanggung jawab lebih dalam memberikan semangat, contoh, dan berbagi ilmu dengan UMKM lain terutama membantu mereka untuk Go Digital.

Sebagai catatan, survei yang dilakukan Facebook Indonesia, hampir 53 persen pelaku UMKM mengaku usaha mereka menurun, dan 50 persen harus melakukan pengurangan jumlah pekerja. Pengurangan pekerja ini banyak terjadi di sektor-sektor yang langsung bersinggungan dengan publik, seperti industri ritel.

Namun hampir 56 persen UMKM yang ada Facebook cepat beralih ke dunia digital. Mereka memanfaatkan berbagai platform digital yang sudah ada, seperti Facebook, Instagram, atau WhatsApp.

“Sekitar 25 persen pelaku UMKM saat ini mengaku penghasilan mereka didapat dari platform digital,” pungkas dia.

pasang iklan di sini