
PeluangNews, Jakarta-PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) terus memperkuat pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif masyarakat melalui program pembinaan UMKM Batik Tanjung Jabung Timur.
Program yang dimulai pada 2017 ini berhasil melahirkan generasi pertama pengrajin batik Tanjabtim yang mampu memproduksi batik tulis dan batik cap bermotif khas daerah dengan kualitas yang semakin dikenal di tingkat daerah hingga nasional.
Salah satu UMKM binaan yang berkembang pesat adalah Naima Batik, usaha batik tulis milik Siti Saroh.
Ia mulai menekuni batik setelah mengikuti pelatihan Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada 2012, kemudian melanjutkan belajar batik tulis di Lasem selama empat bulan pada 2013.
“Semua pengrajin generasi pertama di Tanjabtim ini tidak ada yang mewarisi batik dari orang tua. Semua belajar dari nol. Kami mulai dari pelatihan dasar, lalu belajar sendiri ke Jawa,” ujar Siti di Tanjung Jabung Timur, Jambi, beberapa waktu lalu.
Naima Batik menjadi pelopor batik tulis bermotif khas Tanjabtim, termasuk motif Pedada Modifikasi yang meraih juara 3 nasional pada 2015.
Kini, kapasitas produksinya mencapai 20–50 lembar batik per bulan, dan dapat meningkat hingga 500 potong ketika menerima pesanan besar dari instansi pemerintah maupun perusahaan.
PetroChina melihat potensi besar pengembangan batik lokal ini dan mulai memberikan dukungan pada 2017. CSR & Comdev Supervisor PCJL, Ahmad Ramadlan, menegaskan bahwa pengembangan batik merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk memperkuat ekonomi akar rumput dan melestarikan identitas budaya daerah.
“Kami ingin UMKM Tanjab Timur bukan hanya bertahan, tetapi naik kelas. Batik adalah identitas daerah, dan tugas kami membantu pengrajin agar mampu menghasilkan produk berkualitas, punya pasar, dan memiliki daya saing,” ujarnya.
Ramadlan menjelaskan bahwa pembinaan tidak hanya menyentuh peningkatan kualitas produk, tetapi juga manajemen usaha, pemasaran modern, hingga dorongan inovasi motif baru setiap tahun agar batik Tanjabtim tetap relevan di pasar.
VP Business Support PCJL, Alfiani, juga menekankan bahwa dukungan perusahaan tidak hanya berorientasi pada penguatan ekonomi.
“Kami melihat bagaimana batik ini menjadi sumber penghidupan, terutama bagi ibu-ibu dan perempuan di sekitar wilayah operasi. Ketika UMKM tumbuh, dampaknya meluas ke pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga. Ini yang ingin kami kuatkan,” kata Alfiani.
Naima Batik kini memanfaatkan pewarna alam seperti daun mangga, kulit jengkol, sabut kelapa, dan akar mengkudu untuk menghasilkan warna-warna lembut yang menjadi ciri khas batik Tanjabtim. Motif-motif tersebut telah menarik perhatian dalam berbagai pameran nasional dan menjadi daya tarik wisata budaya.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, memberikan apresiasi atas konsistensi PetroChina dalam mendukung pengembangan UMKM lokal. Ia menyebut program pembinaan UMKM oleh PCJL selaras dengan empat pilar Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) KKKS, terutama pilar Kemandirian Ekonomi serta Pengembangan Sosial Budaya.
“Program pembinaan UMKM yang dijalankan PetroChina sejalan dengan pilar-pilar PPM KKKS yang menekankan peningkatan kapasitas masyarakat, penguatan ekonomi lokal, serta pelestarian budaya. Ketika masyarakat di sekitar wilayah kerja KKKS mampu mandiri secara ekonomi, maka tujuan peningkatan kesejahteraan dan ketahanan sosial menjadi lebih mudah dicapai,” ujarnya.
Heru meyakini bahwa dengan kolaborasi pemerintah daerah, komunitas kreatif, dan dukungan berkelanjutan dari PetroChina, batik Tanjung Jabung Timur akan terus berkembang menjadi ikon budaya yang memperkaya identitas daerah sekaligus memperkuat ekonomi kreatif masyarakat secara berkelanjutan.







