hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Umi Biayai 177.480 UKM di Jateng Sejak 2017

SEMARANG—–Program Pemerintah Pembiayaan Ultra Mikro (umi) sejak diluncurkan pada 2017 dinilai telah membantu 177.480 usaha kecil menengah (UKM) di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah pendanaan sekitar Rp580 miliar.

Demikian dinyatakan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Jawa Tengah, Sulaimansyah kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat rapat kerja pembiayaan ultra mikro di Hotel Aston Semarang, Senin (2/9/19).

“Banyak pelaku UKM kita yang belum bisa mengakses perbankan. Umi ini diterbitkan sebagai jembatan pemerintah kepada para pengusaha kelas bawah mengakses permodalan,” kata Sulaimansyah.

Program ini berupafasilitas pembiayaan maksimal Rp10 juta per nasabah. Dengan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat dalam penyaluran Umi, diharapkan sebaran semakin cepat.

“Dengan bantuan modal ini, maka masyarakat kecil akan dapat berwirausaha. Dan wirausaha adalah kunci pengurangan kemiskinan di Indonesia,” ujar dia.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memberi apresiasi atas kesuksesan Umi dalam menjembatani UKM kecil terkait akses permodalan.  Namun menurut Ganjar lagi modal saja tidak cukup untuk membuat UKM naik kelas.

“pemerintah juga harus melakukan pendampingan dan pembinaan,” ucap Ganjar.

Ganjar meminta Pemkab dan Pemkot di seluruh Jawa Tengah untuk terus melakukan pendampingan dan pembinaan terhadap UKM. Dengan modal yang ada ditambah pendampingan serta pembinaan, bukan tidak mungkin akan banyak UKM di Jateng dapat merambah pasar internasional.

“Sudah banyak UKM kita yang sukses di ekspor, namun tidak sedikit pula yang kurang berhasil. Nah yang kurang berhasil ini harus diajak bicara, didampingi dan dibina agar bisa berkelas ekspor,” ungkap Ganjar.

Peran program pembiayaan dari pemerintah seperti Umi ini lanjut Ganjar sangat tepat untuk mempercepat perkembangan UKM. Untuk itu, lembaga-lembaga pembiayaan pemerintah harus berperan besar dalam membantu masyarakat kecil dalam hal pembiayaan.

“Jangan sampai kalah saing dengan rentenir. Kalau bisa pegawai pembiayaan pemerintah proaktif turun ke lapangan, jangan menunggu mereka mengajukan pinjaman, namun berinisiatif memberikan penawaran pinjaman ke mereka,” pungkas Ganjar.

pasang iklan di sini