BANDUNG— Susah-susah kuliah di ITB. Susah-susah mendapatkan beasiswa S2 ke Australia, ujung-ujungnya ‘gak kerja’ dan jadi ibu rumah tangga? Tidak sayang ilmunya? Demikian celotehan Bintan Sholihat (31) di akun instagram miliknya menirukan ucapan orang-orang terdekat dari dirinya.
“Padahal esensi dari sekolah itu bukan serta merta untuk mendapat gelar dan ilmu buat ‘kerja’, tapi intinya mengasah cara berfikir dan mindset kita,” ujar Alumni Perencanaan Kota dan Wilayah, Institut Teknologi Bandung dan Magister Studi Pembangunan Berkelanjutan dari Macquarie Sydney University ini.
Menjadi ibu rumah tangga pun, tidak membuat perempuan 15 Juli 1987 terbatas untuk berekspresi dan berkreasi. Bintan membangun bisnis busana khusus untuk ibu hamil dan menyusui.
“Saya mulai terjun ke bisnis baju hamil dan menyusui pada 2014. Saat itu saya sedang hamil anak pertama dan saat melihat baju hamil dan menyusui di pasaran kayanya tidak ada yang sreg. Ada yang bagus, tapi mahal banget, ada yang murah banget, tapi kualitas dan style kurang oke,” tutur Bintan kepada Peluang, Kamis (19/7/2018).
Akhirnya berangkat dari kebutuhan pribadi itu, Bintan memutuskan untuk membuat brand baju menyusui sendiri. Setelah berjalan satu tahun dan melihat perkembangannya, saya memberanikan diri untuk membuat brand kedua untuk membuka pasar baru dengan nama MamiBelle.
“Hingga sekarang, MamiBelle ini lah yang saya pertahankan dan it keeps growing beautifully,” cetus Bintan yang membangun bisnisnya di kawasan Antapani, Bandung.
Desain
Jadilah Bintan menjadi “tukang insinyur” yang lain, mendesain baju yang memudahkan perempuan untuk menyusui. Busana MamiBelle didesain dengan bukaan menyusui di bagian dada. Model bukaan menyusui ini bisa bermacam-macam, tapi selalu diusahakan untuk tidak menggunakan kancing ataupun retsleting.
Contoh rancangan busana MamiBelle-Foto: Dokumentasi Pribadi.“Supaya tetap bisa dibuka walaupun dengan satu tangan saat tangan lainnya menyangga bayi. Selain itu, lebar bukaan pun diatur sedemikian rupa sehingga bisa tetap menjaga privasi ibu saat menyusui,” papar Bintan menjelaskan desainnya.
Dengan menggunakan baju menyusui MamiBelle, ibu dan bayi bisa nyaman menyusui, sekaligus juga tetap terlihat sopan di tempat umum. Untuk desain baju, MamiBelle memiliki tim produksi sendiri yang bertugas mulai dari forecasting trends sampai eksekusi produksi. Jadi semua dikerjakan bersama-sama dengan tim.
Mengapa MamiBelle? Secara harfiah, MamiBelle bisa diartikan sebagai ibu yang cantik. Hal ini sesuai dengan tujuan awal membuat bisnis ini, untuk membuat setiap ibu merasa cantik dan bergaya. Sebagai catatan Bintan selalu mengikuti perkembangan mode dunia sebelum meluncurkan satu seri busananya.
“Karena seperti yang saya rasakan pribadi, setelah melahirkan kadang kepercayaan diri menurun. MamiBelle berharap bisa menaikkan kepercayaan diri ibu lagi dengan desain bajunya yang cantik dan modern,” ungkap Bintan.
Baju yang bisa dibuka saat menyusui dengan praktis-Foto: Dokumentasi Pribadi.Setiap pelanggan dipanggil Mami, akan dibantu oleh Bella yang merupakan Customer Advisor dari MamiBelle, yang akan dengan senang hati menjadi sahabat Mami, mendampingi saat berbelanja.
Membangun Pasar
Pada awal MamiBelle berdiri sendiri ini, hanya Bintan, adiknya dan suami yang ‘menggarap’. Modal yang dipunyai juga seadanya, yang hanya bisa membuat 100 helai baju. “Kantor hanya berupa kos-kosan kecil, masuk gang kecil yang hanya muat motor, gelap, dingin, dan kalau hujan besar banjir,” kata Bintan.
Di kantor hanya ada Sang Adik, Shomiyatul yang menjadi direktur operasional dan seorang admin yang membantu dia. Sementara Bintan dan suami yang kemudian berdomisili di Jakarta hanya bisa membantu dari jauh secara strategi dan pemasaran.
Omzet pertama saat itu Rp20.000.000 dalam satu bulan. Namun demikian, dengan tekun Bintan dan timnya memutar modal dan menyisihkan 50% dari profit untuk diputar kembali. Pemasaran dan penjualan dilakukan secara daring (online).
Satu seri produk MamiBelle-Foto: Dokumentasi pribadi.“Saya juga banyak belajar dari brand yang sebelumnya tentang pengelolaan bisnis sehingga dlm mengelola MamiBelle. Saya menerapkan efisiensi, efektifitas, dan company culture yang lebih baik dalam semua aspek. Sasaran saya, MamiBelle harus bisa menjadi perusahaan yang bukan hanya besar secara omzet, tapi juga memiliki nilai yang bagus, sistem bisnis yang rapi dan tim yang solid,” papar Bintan lagi.
Hasilnya? Kurang dari setahun, pertumbuhan MamiBelle sudah sangat cepat, omzet terus meningkat berkali-kali lipat. Bintan dan kawan-kawannya sampai kewalahan memenuhi permintaan pelanggannya.
“Setiap kali meluncurkan edisi baru, bisa kurang dari satu hari langsung ludes. Sekarang, tim kami sudah ada delapan orang dan tidak lagi kos-kosan buat kantornya,” imbuhnya.
Mendukung Program ASI
Dalam menjalankan bisnisnya Bintan bertekad pada visinya. Menurut data BPS 2016, ada sekitar 5 juta ibu yang ditolong lahir di fasilitas kesehatan pemerintah (belum yang swasta).
“Jadi, saya melalui MamiBelle ingin terus menggaungkan dan mengkampanyekan tentang betapa pentingnya ASI untuk bayi sampai dengan umur dua tahun,” imbuh dia lagi.
Bintan dan Tim MamiBelle-Foto: Dokumentasi Pribadi.Dalam hal ini, tambahnya MamiBelle akan terus melakukan inovasi produk-produk dan memberikan solusi bagi ibu-ibu menyusui agar lebih mudah memberikan ASI pada anaknya di manapun dan kapanpun dengan nyaman, serta tetap tampil cantik dan penuh percaya diri (Irvan Sjafari).