octa vaganza

UKM Ini Ingin Ciptakan Ikon Oleh-Oleh Semarang

Brownies Marmer Keju-foto: Istimewa.

SEMARANG—-Berhenti bekerja di kantoran, tidak berarti Nining Medianto berhenti berkreativitas untuk mencari penghasilan.  Hobinya membuat aneka macam kue sejak sekitar tiga tahun lalu dibuatnya serius.  Alumni Fakultas Hukum Universitas Diponegoro ini  sekitar tiga tahun lalu menekuni bisnis kue dengan brand Daisy Cake & Pie.

“Saya punya cita-cita salah satu produk saya ialah Brownies Marmer dengan bahan krim keju jadi ikon oleh-oleh Kota Semarang. Jadi bukan hanya lumpia saja,” cetus ibu dua anak ini ketika dihubungi Peluang, Jumat (31/8/2018).

Nining membandrol kue bownies marmer ini dengan harga Rp65 ribu untuk ukuran setengah Loyang dengan harga kompetitif.  Dia juga membuat kue unggulan lain seperti Apple Pie dan Klappertart yang dihargai Rp125 ribu tiap loyangnya berukuran 20 x 20 cm.

“Kami tidak menghitung omzet bulanan, tetapi berdasarkan orderan. Pada lebaran lalu kami mendapat orderan 25 hingga 30 loyang Apple  Pie,”  lanjut perempuan kelahiran 1966 ini, seraya mengatakan juga melayani pemesanan kue kering.

Titing mengatakan, dari jumlah uang yang masuk, keuntungan  sekitar Rp50 ribu per  Loyang untuk jenis Apple Pie atau klappertart. Sisanya  diputarkan lagi buat modal. Pesanan tertinggi lainnya yang pernah diraihnya ialah melayani snack box hingga 250 buah.

“Wah, saya kerja nyaris 24 jam. Kalau seperti ini saya tidak mengerjakan sendiri tetapi dibantu karyawan, “ucapnya.

Tining Medianto (Tengah)-Foto: Dokumentasi Pribadi.

Nining bercita-cita ingin punya toko kue sendiri. Saat ini semua produksi dikerjakan rumahan dan pemasaran dilakukan secara daring (online) dengan menggunakan media sosial. Para pelanggannya kebanyakan datang dari Semarang, tetapi juga melayani pesanan untuk kota lain seperti Jakarta (Irvan Sjafari).

 

Exit mobile version