
PeluangNews, Jakarta-Perkembangan UKM dan IKM di Indonesia beberapa tahun terakhir terasa semakin pesat. Di banyak daerah, muncul pelaku usaha baru dengan produk unik, kreatif, dan makin berdaya saing. Mereka bukan hanya berdagang, tapi juga mulai masuk ke industri kecil menengah yang punya nilai tambah lebih besar.
Di tengah geliat itu, organisasi UKM IKM Nusantara hadir sebagai ruang untuk menyatukan langkah, menguatkan jejaring, dan memperjuangkan posisi pelaku usaha kecil agar tetap menjadi motor ekonomi nasional.
Ketua Umum UKM IKM Nusantara, Chandra Manggih Rahayu, mengatakan bahwa organisasi tersebut sebenarnya sudah berjalan selama 10 tahun, namun secara kelembagaan baru empat tahun terakhir resmi.
“Mulai dua tahun ini saya digandeng Ibu Khofifah Indar Parawansa untuk memperkuat organisasi yang tidak melekat pada partai,” ujarnya, saat ditemui wartawan usai acara pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 dan Seminar Nasional UKM IKM Nusantara, di Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Ia menambahkan bahwa empat tahun terakhir menjadi momen penting ketika UKM IKM Nusantara bisa melangkah lebih terarah.
Chandra menegaskan bahwa semangat organisasi adalah tumbuh bersama. “Visi dan misi kita sukses bersama, tetapi kita tidak boleh melupakan sejarah kita dari mana,” katanya. Ia menekankan bahwa UKM dan IKM harus kuat, mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan tetap kembali pada akar perjuangan untuk membangun perekonomian rakyat.
Pada Rakernas kali ini, Chandra menyebut bahwa ini adalah pertama kalinya UKM IKM Nusantara secara resmi menyatakan dukungan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo, terutama program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Kita berharap Kementerian-Kementerian bisa memfasilitasi teman-teman dari Sabang sampai Merauke yang ingin sekali bergabung dengan program lima tahun mendatang,” ujarnya.
Ia berpesan bahwa tidak ada yang instan dalam membangun usaha. “Semua butuh proses dan perjuangan. Kita tidak hanya merapatkan barisan, tapi juga mendukung program-program Bapak Prabowo. Kita siap mengawal,” tegasnya.
Menurutnya, UKM harus punya produk yang terhubung dengan pemerintah, terutama dalam program hilirisasi. “Kita harus berkolaborasi dan bersinergi, tidak mungkin mencapai sesuatu hanya dengan dua tangan.”
Hingga kini, UKM IKM Nusantara telah melantik pengurus hampir di 38 provinsi. Chandra berharap pemerintah semakin membuka ruang kolaborasi, terutama dalam isu permodalan, perizinan, dan sertifikasi halal. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan UKM dalam program MBG.
“Program ini membutuhkan hasil bumi dan produk UMKM. Saya berharap Kepala Badan Gizi Nasional memberi ruang bagi UKM dan koperasi untuk ikut mengambil bagian,” ucapnya.
Chandra juga menyoroti isu perizinan yang selama ini menjadi kendala UKM. Ia menegaskan bahwa pemerintahan saat ini memberi kemudahan besar.
“Perizinan juga menjadi program nasional, tidak hanya sertifikasi halal tetapi dari BPOM, PRT dan semuanya. Ini menjadi salah satu langkah besar. Banyak sekali tembusan yang berprogres dari program-program kepemimpinan Bapak Prabowo dan perizinannya luar biasa, karena kami sangat menyadari kemudahan-kemudahan akses ini penting bagi kebutuhan kami. Alhamdulillah kita berjalan,” tuturnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal UKM IKM Nusantara, Rhesa Yogaswara, menambahkan bahwa UMKM adalah penyangga ekonomi nasional yang tidak boleh dipandang sebelah mata. “Pendapatan negara paling banyak itu dari pajak, sehingga kita harus punya langkah bersama untuk mencapai Indonesia Maju 2045 dan dirancang dari sekarang,” ungkapnya.
Rakernas kali ini, kata Rhesa, bertujuan menyamakan langkah antarprovinsi. “Kita harus selaras dengan pemerintah pusat. Kita saling menjahit agar kemajuan UKM dan IKM bisa seiring sejalan,” katanya. Ia mengatakan bahwa Indonesia punya kemampuan besar dalam industri makanan dan kerajinan, namun tantangannya adalah meningkatkan nilai tambah hingga produk bisa menembus pasar ekspor.
Selama ini, organisasi telah menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti bazar, festival UKM, pameran, hingga karnaval di beberapa kota. Momen Rakernas menjadi ruang untuk bertukar pikiran dan merumuskan strategi baru.
Di sisi lain, Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, menyebut bahwa Rakernas ini menjadi sejarah penting.
“UKM dan IKM itu ibarat mata dan hidung, dekat tapi sulit dipertemukan. Tetapi saya lihat hari ini keduanya bisa menyatu,” katanya. Ia menilai bahwa ketika UKM dan IKM dipersatukan, dampaknya akan besar bagi ekonomi nasional, bahkan bisa menjadi cikal bakal pertumbuhan ekonomi luar negeri di masa depan.
Paskalis menjelaskan bahwa Papua Selatan sedang mendorong penyertaan modal bagi masyarakat lokal agar mereka dapat bersaing.
“Kita ingin masyarakat nonlokal membantu masyarakat lokal agar maju dalam ekonomi. Dibutuhkan permodalan untuk UKM dan IKM,” jelasnya. Dengan adanya program Koperasi Merah Putih, ia berharap tumbuh sinergi antara pemerintah dan para pelaku usaha.
Ia menyebut bahwa anggaran kurang dari Rp100 miliar sudah disiapkan pemerintah pusat untuk mendukung UMKM di Papua Selatan. “Sekarang UMKM belum tampak, tapi dengan pembauran masyarakat lokal dan nonlokal, saya yakin ekonomi bisa meningkat,” pungkasnya.
Rakernas UKM IKM Nusantara tahun ini bukan sekadar rapat, tapi ruang besar untuk menyatukan langkah, memperkuat sinergi, dan membawa UKM serta IKM naik kelas. Dari pusat hingga daerah, dari barat hingga timur, semangatnya sama: UMKM kuat, ekonomi Indonesia maju.







