hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Ujang Oyib, dari Pembuat Calung Jadi Instruktur Kerajinan Bambu

SUMEDANG—Sejak masih lajang Ujang Oyib (42) sudah terampil membuat alat musik pukul seperti calung dan bambu.  Pria asal Kecamatan Sukasari,  Kabupaten Sumedang itu sudah perajin bambu   sejak 2012, setelah ikut pelatihan di Bumi Perkemahan Kiarapayung, serta diklat bambu di Yayasan Bambu Indonesia, Bogor.

“Sewaktu mengiuti pelatihan, saya sudah mendapatkan pesanan. Dengan modal Rp800 ribu saya memulai membuat meubel dan produk lainnya dengan bahan bambu apus di kebun sendiri,” ujar pria kelahiran Sumedang  20 Juni 1978 ini kepada Peluang, Senin (17/8/20).

Hingga 2019 usahanya turun naik dari segi pendapatan bergantung pesanan. Dia  meraup Rp2 hingga Rp5 juta per bulan.  Namun ketekunannya menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Sumedang. Dalam pelatihan aneka kerajinan bambu akhir 2019  bekerja sama sama UPTD BLK Sumedang.

“Saya menjadi narasumberselama 20 hari, dengan peserta berjumlah 16 orang. Mereka dilibatkan mengerjakan order dan ada yang menjadi marketing,” ungkap tamatan sebuah SMA di Sumedang ini.

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir bahkan ingin menjadikannya instruktur kerajinan bambu untuk melatih warga yang berminat mengolah bambu untuk menjadi produk seni yang bernilai tinggi.  Desanya menjadi contoh program “One Village One Product”

Sayangnya pandemi Covid-19 cukup memukul usahanya.  Dia hanya bisa mendapatkan omzet Rp800 ribu. Hal ini terjadi karena orang yang sudah pesan, menunda transaksi karena dirumahan.

“Saya melakukan inovasi dan kreasi membuat dudukan handphone dan hasilnya malah laku keras. Kini usaha mulai berangsur normal, kami sedang disibukan oleh orderan cangkir bambu berukir photo dan huruf obyek wisata daerah sekitar kecamatan,” jelas Ujang.

Rencana kedepan, Ujang bertekad meningkatkan kapasitas produksi untuk menutupi permintaan konsumen dan ingin sekali memberdayakan masyarakat sekitar yang tak memiliki pekerjaan.

“Saya pernah merasakan kalau tak memiliki penghasilan itu sangat tidak enak,” kata Ujang.

Sebagai catatan, pemasaran meubel Ujang Bambu masih di Jawa Barat, tetapi produk pernak-pernik seperti cangkir, boks tisu, liontin, gantungan kunci sudah ke luar Jawa bahan sampai ke Malaysia, karena adanya jasa pengiriman paket, media sosial hingga pembayaran transfer bank (Van).

pasang iklan di sini