Peluangnews, Jakarta – Likuditas perekonomian bulan April tumbuh melambat. Uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2023 tetap tumbuh positif, tercatat sebesar Rp8.350,4 triliun, tumbuh 5,5% (yoy) atau sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya tumbuh 6,2% (yoy).
Dari rilis Bank Indonesia yang dikutip Selasa (30/5/2023), dijelaskan M2 terdiri dari M1, dan uang kuasi mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, giro dalam valuta asing, dan surat berharga yang diterbitkan sistem sektor swasta domestik.
Perkembangan M2 pada April 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit bulan pada April 2023 tumbuh sebesar 8,0% (yoy), melambat setelah tumbuh 9,8% (yoy) pada bulan sebelumnya sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif.
Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 11,0 (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,9% (yoy). Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) terkontraksi sebesar 25,3% (yoy), setelah terkontraksi sebesar 25,7% (yoy) pada Maret 2023.
“Sejauh ini kalau kami perhatikan, meskipun memang mengalami perlambatan, tapi kami melihat masih dapat di toleransi,” kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (30/5).
Bank Indonesia juga mencatat kredit perbankan tumbuh 8,08% pada April 2023. Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 10,12% (yoy), diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,68% (yoy) dan kredit modal kerja sebesar 6,55% (yoy).
Pertumbuhan tersebut lebih lambat jika dibandingkan pada pertumbuhan kredit perbankan di bulam sebelumnya, yang mencatatkan 9,93% (yoy).
“Kami memandang lambatnya pertumbuhan di bulan April tentunya dipengaruhi oleh faktor musiman terkait dengan Ramadan dan cuti bersama. Setidaknya ini mempengaruhi pengajuan proses peminjaman,” kata Nico.
Namun pencapaian pertumbuhan kredit perlu diapresiasi. Sebab ini juga memberikan penilian atau indikator momentum pemulihan ekonomi dalam negeri terus terjaga, yang pada akhir daya beli masyarakat dan aktivitas bisnis mulai menggeliat tentunya ini mendorong permintaan kredit perbankan meningkat.
Selain itu, Bank Indonesia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 tumbuh 5,1%, lebih tinggi dari kuartal I-2023 yang mencapai 5,03%.
“Perkiraan meningkatnya pertumbuhan di kuartal II-2023 sejalan pencapaian indikator penopang ekonomi, seiring dengan kinerja penjualan eceran, ekspansi industri pengolahan, hingga keyakinan konsumen,” kata Nico. (Ajie)