hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Tutup Buku 2025, Yakobus Jano Tekankan Pendampingan Anggota dan Ancaman Pinjol

Tutup Buku 2025, Yakobus Jano Tekankan Pendampingan Anggota dan Ancaman Pinjol
Tutup Buku 2025, Yakobus Jano Tekankan Pendampingan Anggota dan Ancaman Pinjol/dok.peluangnews

PeluangNews, NTT – Menjelang berakhirnya tahun buku 2025, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kopdit Pintu Air melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja serta memetakan langkah strategis untuk tahun 2026.

Ketua Pengurus KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano, memberikan penekanan khusus terkait kondisi pasar keuangan mikro yang kian dinamis dan penuh risiko.

Dalam arahannya saat Misa Jumat Pertama beberapa waktu lalu, ia menyoroti fenomena maraknya layanan keuangan instan yang mulai menggerus kemandirian ekonomi masyarakat di tingkat akar rumput.

Waspada Ancaman Pinjol dan Pinjaman Mingguan

Yakobus Jano secara terbuka menyatakan bahwa kondisi pasar keuangan saat ini “tidak sedang baik-baik saja”.

Ia menunjuk menjamurnya Pinjaman Online (Pinjol) dan praktik pinjaman mingguan (rentenir) sebagai ancaman nyata yang meresahkan masyarakat.

“Kehadiran pinjaman online dan pinjaman mingguan memang menawarkan layanan cepat, namun dibalik itu ada bunga tinggi yang mencekik. Ini membuat kondisi pasar tidak sehat,” tegas Jano.

Meski demikian, Jano meminta seluruh manajemen, mulai dari kantor pusat hingga ke unit-unit cabang di seluruh Indonesia, untuk tidak gentar.

Ia menekankan, Kopdit Pintu Air memiliki fondasi yang jauh lebih kuat, yakni spiritualitas dan kepercayaan anggota. Ia mengajak seluruh staf untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap pelayanan.

Strategi 2026: Jemput Bola dan Pelayanan dengan Kasih

Menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan digital dan informal, Yakobus Jano menginstruksikan manajemen untuk meningkatkan intensitas pertemuan dengan anggota.

Ia menegaskan bahwa kekuatan koperasi terletak pada kedekatan emosional dan pendampingan, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Pinjol.

“Manajemen harus terus turun ke lapangan. Temui anggota, berikan bimbingan dan pendampingan dengan hati yang penuh rasa cinta. Jika kita melayani dengan kasih, anggota tidak akan mudah berpindah ke lembaga lain,” tambahnya.

Pendampingan ini bukan sekadar soal transaksi keuangan, melainkan edukasi literasi keuangan agar anggota mampu mengelola pinjaman untuk usaha produktif, bukan konsumtif.

Salah satu poin paling krusial yang ditekankan oleh Yakobus Jano adalah mengenai integritas pengelola. Sebagai lembaga yang mengelola dana milik ratusan ribu orang, kejujuran adalah napas utama Kopdit Pintu Air.

Ia mengingatkan dengan keras agar tidak ada oknum manajemen yang mencoba mengambil keuntungan pribadi dari uang anggota.

“Masuk tahun 2026, mata kita harus terang sehingga kita sudah dapat membedakan mana yang milik kita dan mana yang milik orang lain. Jangan sekali-kali menyentuh apa yang menjadi hak anggota.”

sepanjang tahun 2025 Kopdit Pintu Air menunjukkan performa yang solid. Berdasarkan data yang dipaparkan, total Aset per November 2025 mencapai Rp2,56 triliun.

“Angka ini naik signifikan dari posisi Desember 2024 yang sebesar Rp2,375 triliun menjadi Rp2,56 triliun,” jelas Jano.

Meskipun pertumbuhan aset menunjukkan tren positif di angka miliaran rupiah, Jano mengakui bahwa target jumlah anggota masih menjadi tantangan besar.

Hingga 30 November 2025, jumlah anggota terdaftar tercatat sebanyak 483.370 orang, masih cukup jauh dari visi besar “1 Juta Anggota”.

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa strategi “jemput bola” dan penguatan kepercayaan publik menjadi prioritas utama di tahun 2026.

Lanjut Jano dengan aset yang terus bertumbuh, fokus kini dialihkan pada penguatan internal—terutama integritas dan kualitas pelayanan.

“Kita bertekad untuk tetap menjadi “sumur” yang menghidupi anggota di tengah keringnya kejujuran di dunia keuangan modern,” tutupnya. (Van)

Baca Juga: Menko Pangan: Pertumbuhan Ekonomi RI Masih Kalah Cepat dengan Malaysia dan Thailand

pasang iklan di sini