
PeluangNews, Jakarta – Tren penguatan pasar saham terus berlanjut. Setelah pada 5 November pasar di Bursa Efek Indonesia mencapai titik tertinggi, Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Kamis (6 November 2025) kembali memecahkan rekor sepanjang sejarah dan ditutup menguat 18,53 poin (0,22%) ke level 8.337.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan penguatan IHSG terjadi setelah BPS merilis data PDB terbaru, dimana data PDB domestik pada kuartal III 2025 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, masih konsisten di atas 5% YoY seperti pada kuartal II 2025.
“Rilis. Hal ini mendorong optimisme pasar, dan kami cukup optimis bahwa pertumbuhan pada kuartal keempat 2025 akan lebih tinggi, bahkan terdapat peluang akan lebih tinggi dibandingkan dengan 2Q25 yang sebesar 5,12%,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Peluang, Kamis (6/11).
Menurut analisis Tim Riset Mirae Sekuritas, data PDB pada kuartal III 2025 menunjukkan kondisi permintaan domestik dan eksternal yang sangat baik. Hal ini mendorong optimisme pasar yang tercermin dari IHSG yang kemarin menembus level 8.300 untuk pertama kalinya dan ditutup pada rekor tertinggi 8.318,5.
Setelah data PDB kuartal III 2025 resmi dirilis, Rully mengatakan pasar di dalam negeri akan menunggu hasil dari rebalancing Morgan Stanley Capital International (MSCI). Hal ini berpotensi memicu arus modal masuk/keluar dan rotasi portofolio di beberapa saham big caps atau sektor tertentu.
“Kami memperkirakan dalam rebalancing MSCI Indonesia bulan ini yang berpotensi untuk masuk adalah saham BRMS dengan harga saham dan kapitalisasi pasar yang memadai. Proses rebalancing MSCI selalu diawasi oleh investor global institusional, karena komposisi baru indeks akan mendorong alokasi dana secara pasif, baik inflow maupun outflow sesuai perubahan konstituen.
Menurut laporan terbaru BPS yang dirilis pada Rabu (5/11), perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2025 mencapai Rp6.060,0 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp3.444,8 triliun.
BPS mengungkapkan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 mengalami pertumbuhan sebesar 1,43 persen dibandingkan dengan triwulan II-2025. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 5,42 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 6,77 persen.
Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III 2024, ekonomi Indonesia triwulan III-2025 mengalami pertumbuhan sebesar 5,04 persen. Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Pendidikan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,59 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,91 persen.
Sampai dengan triwulan III-2025, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,01 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,37 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,13 persen.
Menurut laporan BPS, secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III-2025 mencatat pertumbuhan yang relatif stabil dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kelompok provinsi di Pulau Jawa tetap menjadi kontributor utama terhadap perekonomian, dengan kontribusi sebesar 56,68 persen terhadap PDB nasional serta mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen.







