Jakarta (Peluang) : Sektor pangan menjadi penopang pertumbuhan kredit di Bank Mandiri.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah menyalurkan untuk sektor terkait pangan dengan total kredit mencapai Rp 205,3 triliun pada kuartal III/2022. Nilai nilai tersebut tumbuh 11,6 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Aturridha mengatakan, sektor pangan merupakan salah satu sektor yang sangat defensif karena terkait dengan kebutuhan primer manusia. Seperti pada masa pandemi Covid-19, di mana produk domestik bruto (PDB) sektor pangan masih mampu bertahan tumbuh, sedangkan banyak sektor mengalami kontraksi.
“Per September 2022, tercatat Bank Mandiri telah menyalurkan kredit mencapai Rp 205,3 triliun ke sektor pangan atau secara keseluruhan mencapai 22,6 persen dari total portofolio bank only,” kata Rudi dalam keterangan resminya, Senin (12/12/2022).
Begitu juga tambah dia, kualitas kredit sektor terkait pangan ini termasuk sangat baik, rasio non perfoming loan (NPL) terjaga di kisaran 1 persen.
Tercatat pula dari total portofolio sektor pangan, Bank Mandiri sebesar 48,4 persen disalurkan ke sektor perkebunan, 39,2 persen disalurkan ke industri makanan minuman. Sementara sisanya disalurkan ke beberapa sektor lain seperti pertanian, peternakan dan perikanan
“Sektor pangan merupakan salah satu tulang punggung pertumbuhan kredit Bank Mandiri. Dalam kebijakan internal perseroan yang tercermin melalui Loan Portfolio Guideline, perseroan mengklasifikasikan sektor pangan ke dalam sektor yang memiliki prospek yang cukup bagus,” jelas Rudi.
Ia mengatakan, dalam mendukung perkembangan sektor pangan khususnya petani, Bank Mandiri telah memiliki program.
Yaitu program mewirausahakan petani dan memberikan pendampingan kepada petani padi di Pamarican, Jawa Barat dan Kebumen, Jawa Tengah.
Bank Mandiri juga berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, serta BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada petani.
Adapun kata Rudi, tujuan dari program ini, adalah agar petani mendapatkan kemudahan akses permodalan, pengetahuan budidaya tanam terbaik, dan pengolahan beras sehingga menghasilkan hasil produksi beras bernilai jual tinggi.
Selain itu, Bank Mandiri dengan Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN lain juga secara aktif memberikan bantuan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Salah satunya, menurut Rudi, dalam bentuk Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) yang dapat meningkatkan hasil produksi beras premium bernilai jual tinggi