TOSHIBA kini berada di ambang kebangkrutan. Untuk menyelamatkan perusahaan asal Jepang ini, mereka akan menjual pabrik televisinya yang ada di Indonesia. Dengan restrukturisasi biaya, termasuk penjualan pabrik TV di Indonesia tersebut, Toshiba berharap bisa mengurangi kerugian hingga sekitar US$4,53 miliar dolar untuk tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret 2020.
Nasib apes yang menimpa Toshiba ini disebut-sebut karena adanya skandal keuangan di perusahaan tersebut. Skandal keuangan Toshiba sendiri dimulai bulan Agustus tahun lalu. Toshiba ketahuan melebih-lebihkan jumlah keuntungan hingga mencapai US$1,3 miliar dalam beberapa tahun terakhir, (maksudnya) untuk menghindari kebangkrutan.
Kenuyataannya, Toshiba merugi tak kurang dari 37,8 miliar untuk tahun finansial yang lalu, yang merefleksikan lebih banyak biaya dan estimasi konservatif pada operasional termasuk proyek pembangkit energi South Texas Project di Amerika Serikat. Sejak diketahui adanya masalah keuangan dalam perusahaan, saham Toshiba turun drastis hingga 40 persen sejak awal April. Dengan adanya skandal keuangan, bisnis Toshiba makin tak berdaya di pasar.
Upaya penyelamatan tengah dilakukan. Selain menjual pabrik TV mereka di Indonesia, Toshiba juga akan melakukan PHK terhadap sekitar 7 ribu pegawainya. Ini merupakan upaya lanjutan, setelah sebelumnya 10 ribu orang juga terkena PHK. Tujuan rasionalisasi itu adalah merampingkan perusahaan raksasa tersebut. Mereka lalu lebih fokus pada pengembangan chip dan energi nuklir. Toshiba juga ingin mendapatkan kembali kepercayaan dari semua pihak termasuk para pemegang saham dan mengubah perusahaan menjadi sebuah bisnis yang kuat.●