BANDUNG—-Para pelaku UMKM saat masuk ke platform e-commerce hanya sebatas pada aktivitas menaruh foto produk barang di dalamnya. Ini menjadi kendala, karena untuk membangun bisnis jangka panjang yang berbasis pelanggan.
Hal ini diungkapkan VP Community Tokko, Bobby Silalahi dalam dalam peluncuran Tokko secara virtual, Sabtu (25/9/21).
Menurut Bobby, berdagagan di e-commerce sebetulnya sama saja dengan berjualan di pujasera. Semua toko terlihat serupa dengan menu yang hampir sama.
“Kalau ada satu menu yang kemahalan, maka pelanggan akan pindah ke lapak dengan harga lebih murah. Itu sebabnya para pedagang terjebak dalam siklus jalan tak berujung,” tutur Bobby.
Kebanyakan pelaku UMKM kini menjemput bola dengan menjual langsung ke pelanggan melalui aplikasi messenger atau media sosial. Hal ini merepotkan karena semua operasional dilakukan secara manual dari mencatat pesanan sampai memeriksa transaksi pembayaran
Tokko, platform bisnis daring hadir untuk engajak para pelaku UMKM untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19 dan mengambil kesempatan dalam mengembangkan bisnis di platform digital melalui aplikasi Tokko yang bisa diunduh di Google Play Store.
Founder & CEO Tokko, Lorenzo Paracchione mengatakan, Tokko membuka akses ke konsumen sehingga pedagang akan mudah meningkatkan jumlah pelanggan dengan lebih cepat.
“Kami tim Tokko akan mendukung Anda semua. Karena kami percaya bahwa bisnis Anda, brand Anda, dan pelanggan Anda, adalah kunci kesuksesan,” ujar Lorenzo.
Melalui aplikasi Tokko, pelaku UMKM bisa membuat website resmi mereka sendiri hanya dengan bermodalkan ponsel ceras saja saja.
Salah satu keunggulan dari memiliki website resmi sendiri adalah, identitas brand pelaku UMKM akan tertap terjaga. Ini jelas berbeda dengan berjualan di e-commerce hampir tidak memperhatikan branding.
Setelah memiliki website resmi, pelaku usaha akan membangun hubungan yang terus-menerus dengan pelanggan. Dengan Tokko ada fitur daftar pelanggan yang memudahkan kamu menghubungi pelanggannya.
Sementara Lead Product Manager Tokko Radix Junardi Hidayat mengatakan,Tokko juga sudah terintegrasi dengan berbagai macam opsi pengiriman baik regular, ekspres, same day, sampai instan yang disediakan oleh partner logistik mereka.
Fitur terbaru dari Tokko yang tidak didapatkan di platform lainnya adalah, para pelaku bisa mengelola iklan online yang sudah terintegrasi dalam platform Tokko seperti iklan Facebook, Instagram, dan Google untuk menjangkau pelanggan baru.
Selain itu, Tokko juga bekerjasama dengan Kaya ID untuk memajukan UMKM melalui bimbingan dan pelatihan branding yang kuat di Kaya ID selaku inkubator.
Sementara CEO Kaya ID Nita Kartika Sari menegaskan bahwa memiliki toko daring resmi adalah kunci menuju kesuksesan. “Dengan menggunakan fitur di dalam Tokko, pelaku usaha mengetahui peirlaku konsumennya dan produk yang paling disukai apa saja.
“Semua data konsumen kita ketahui. Selain biaya platform yang dikenakan di Tokko memang tidak semahal e-commerce lainnya,” ujarnya.
Sebagai catatan riset dari Google di akhir 2020, sektor pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menunjukkan pertumbuhan pesat. Sektor ini tumbuh 11% dibanding 2019.
Riset ini juga menunjukkan dalam 3 tahun ke depan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan tumbuh sekitar 3 kali lipat. Inilah kenapa go digital adalah jalan yang tepat.