hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

Tingkatkan Kinerja Manajemen, PBMT MPD Cilacap Studi Tiru ke Kopsyah BMI

Tangerang (Peluang) : Studi tiru ini bertujuan untuk belajar ragam usaha yang dikembangkan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI).

Ketua Umum PBMT MPD Cilacap, Musliman beserta jajarannya mengadakan kunjungan studi tiru ke Kopsyah BMI di Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (20/9/2022).

Musliman menyampaikan keinginannya untuk belajar ragam pengembangan usaha yang telah dilaksanakan oleh Kopsyah BMI. 

“Kita jauh dari Cilacap, ingin belajar kepada Kopsyah BMI, terutama  tentang  baitul mal dan juga pengelolaan koperasi syariah secara umum,” kata Musliman.

Musliman mengatakan, PBMT MPD Cilacap terus memupuk semangat berkoperasi dengan menegakkan prinsip kerja sama antar koperasi dalam ranah pendidikan perkoperasian. 

Maka itu, PBMT MPD Cilacap mengadakan studi tiru ke Kopsyah BMI.  “Ini semangat berkoperasi yang terus kami dipupuk dengan berbagai ragam cara, yaitu dengan kunjungan ini,” ujarnya.

Ia menjelaskan, PBMT MPD Cilacap mempunyai 10 Kopsyah, namun yang hadir pada kunjungan ini hanya 9.

“Kita berharap setelah pulang dari studi tiru ini mendapatkan ilmu untuk diterapkan di koperasi kita masing-masing,” ujar Musliman.

Musliman berharap kunjungan ini bermanfaat dunia akherat. “Insyaallah silaturahmi kali ini akan membawa manfaat bukan saja di dunia tetapi juga di akherat,” ucapnya.

Presiden Direktur Koperasi BMI Grup, Kamaruddin Batubara mengatakan, koperasi harus siap dinilai oleh pemerintah dan lembaga yang kompeten. 

“Koperasi kita harus siap dinilai apakah kita koperasi sehat atau tidak. Kita juga harus siap dinilai oleh lembaga independen. Berkualitas atau tidaknya koperasi kita” ujar Kambara yang juga Direktur Kopsyah BMI.

Pencetus Model BMI Syariah ini  menjelaskan dalil berkoperasi yang diilhami oleh kekuatan pemikiran Bung Hatta.

 “Bung Hatta katakan prinsip kekeluargaan sangat penting untuk dijalankan. Jika kita lihat dasar hukum koperasi dalam Al Quran. Kita bisa lihat prinsip gotong-royong yang ditekankan dalam QS Surat Al Maidah ayat 2” jelas Kambara demikian panggilannya.

Ia menyatakan bahwa kemajuan koperasi ditopang oleh kesadaran anggota. Maka itu setiap  anggota perlu diberi pemahaman bahwa anggota adalah pemilik, pengguna dan pengendali. 

Lalu memupuk komitmen tentang modal bersama dengan gotong-royong. Juga membangun pasar yang menjadi captive market serta terus berinovasi dengan tanpa henti melakukan pengembangan dari berbagai sisi.

Lebih lanjut Kambara menegaskan keyakinan berkoperasi harus terus meningkatkan pengelolaan dengan manajemen profesional dan menjunjung tinggi prinsip membangun koperasi Indonesia. 

“Peradaban baru koperasi Indonesia yakni koperasi itu besar, koperasi harus dikelola profesional, koperasi wajib mandiri, berkarakter dan bermartabat. Koperasi adalah pemberdayaan dan koperasi itu peduli sesama” tandasnya.

Mengenai Kopsyah BMI, Kambara menjelaskan. Kopsyah BMI merupakan koperasi primer anggota Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia. 

“Kopsyah saat ini dengan asset Rp 1,1 triliun. Di sini simpanan pokok hanya Rp 10 ribu, dan simpanan wajib sekali saja Rp 5 ribu. Simpanan wajib kita gali dari anggota yang mengakses pembiayaan dan yang memberikan simpanan berjangka” urainya.

“Model BMI syariah dijalankan dengan prinsip pemberdayaan dan ta’awun, kita berikan keuntungan dunia akherat. Kita menjalankan prinsip Al Baqarah ayat 282 dan 283. Kita jalankan pembiayaan tanpa agunan, kita harus yakin soal ini” tegasnya.

Kambara meyakinkan pelaksanaan Al Baqarah ayat 280, bagi anggota yang pailit karena musibah dan syarat yang telah  ditentukan bisa diputihkan.

Ia juga menegaskan tentang pentingnya keberadaan manajer pemberdayaan dan manajer ZISWAF dalam pengembangan koperasi syariah.

Pada kesempatan ini, Kambara juga menjelaskan tentang Diagram Model BMI Syariah. Ia menerangkan tentang 5 Model BMI Syariah, yaitu 5 pilar dan 5 instrumen.

Lebih lanjut Kamara menekankan bahwa potensi koperasi harus dioptimalkan. Menurutnya, potensi koperasi adalah potensi dari anggota, maka itu koperasi harus mampu mengoptimalkan segala kebutuhan anggota. 

“Anggota yang berkebutuhan bangun rumah, pembiayaan bisa dari Kopsyah BMI. Bahan bangunan disiapkan oleh Kopmen BMI dan pembangunannya bisa dilakukan oleh Kopjas BMI,” ungkap Kambara.

Penerima Anugerah Satya Lancana Wira Karya dari presiden tahun 2018 ini memberikan penjelasan mengenai berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan di Kopsyah BMI.

Menurutnya, ada empat kiat sukses kegiatan sosial dan pemberdayaan di Kopsyah BMI, yang bisa dilakukan. “Yakni ghirah syariah, dakwah muamalah, kebijakan pengurus dan membentuk tim pemberdayaan dan ZISWAF” ucap Kambara.

Ia pun menjelaskan  tentang Kopmen BMI dan BMI Point dan Digitalisasi koperasi, serta Kopjas BMI.

Selanjutnya, Kambara menjelaskan tentang pembangunan kawasan BMI. Yakni terdiri dari kawasan terpadu yang akan digunakan untuk kegiatan sosial, pemberdayaan dan bisnis. 

Selain itu kawasan BMI Center adalah pengembangan kawasan tercentral yang merupakan lokasi terpadu yang dikembangkan dari dana wakaf. 

Kawasan ini terdiri dari masjid, BMI Tower, Function hall, BMI Hospital,Kawasan komersial dan café, Pusdiklat, Wisma Pusdiklat, Sekolah tahfidz, Asrama tahfidz, dapur umum, galeri dan pabrik bio ethanol. 

Kegiatan studi tiru berlangsung menarik dengan tanya jawab yang memberikan pencerahan kepada semua peserta yang hadir.

pasang iklan di sini