hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Tingkatkan Daya Tahan Ekonomi, Pemerintah Optimis Terhadap Inflasi

Tingkatkan Daya Tahan Ekonomi, Pemerintah Optimis Terhadap Inflasi
Tingkatkan Daya Tahan Ekonomi, Pemerintah Optimis Terhadap Inflasi/Dok. Peluang News-Hawa

Peluang News, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, kondisi global saat ini masih kerap diliputi dengan kompleksitas berbagai dinamika, mulai dari konflik Ukraina yang belum usai, konflik Timur-Tengah, hingga perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Kendati demikian, Airlangga menyampaikan bahwa berbagai indikator perekonomian Indonesia sejauh ini masih memperlihatkan level yang aman dan asumsi ekonomi yang ditetapkan pemerintah dalam APBN masih cukup relevan.

Dia memaparkan, ketahanan berbagai indikator ekonomi tersebut yaitu mulai dari terkendalinya harga komoditas, inflasi tetap terkendali, dan mampu mencatatkan inflasi terendah sepanjang sejarah Indonesia.

“Dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 yang diproyeksi masih berada pada kisaran angka 5% (yoy), neraca perdagangan yang surplus selama 56 bulan berturut-turut, hingga cadangan devisa yang relatif aman,” ungkap Airlangga di kawasan Jakarta, dikutip Kamis (16/1/2025).

“Jadi, tentu kita tidak imun terhadap kemungkinan gejolak ke depan, tetapi dengan situasi yang ada sekarang, tentu Pemerintah tetap berhati-hati. Oleh karena itu, berbagai kebijakan juga diarahkan untuk meningkatkan daya tahan perekonomian, dan juga untuk menjaga agar kurs kita lebih terkendali,” tambahnya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut menyampaikan, Pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan volatile food melalui Tim Pengendali Inflasi, baik di tingkat pusat maupun daerah.

“Pemantauan inflasi ini dilakukan secara rutin, sehingga apabila terjadi lonjakan kenaikan barang-barang pokok dapat segera diatasi oleh Pemerintah, termasuk dalam kaitannya dengan logistik barang,” ucapnya.

Sedangkan mengenai konsumsi domestik, kata Airlangga, Indeks Keyakinan Konsumen masih berada pada angka yang relatif tinggi sehingga daya beli masyarakat masih cenderung baik.

Bahkan, pada Desember 2024 lalu, Pemerintah mengeluarkan insiasi sejumlah program belanja murah untuk mendorong daya beli masyarakat, yakni Hari Belanja Online Nasional (Harbonas), Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan EPIC Sale yang melibatkan lebih dari 82 ribu gerai di seluruh Indonesia.

Selain konsumsi, Airlangga juga menyampaikan bahwa investasi dan ekspor juga menjadi salah satu sektor andalan Pemerintah.

Adapun komoditas utama untuk ekspor tersebut terdiri dari baja, kelapa sawit, hingga batu bara.

Untuk ke depannya, Pemerintah juga akan terus mendorong hilirisasi, namun tidak hanya pada sektor manufaktur yang saat ini telah dilakukan, melainkan juga akan dilakukan pendalaman struktur untuk mencari devisa dan substitusi impor.

Dalam kaitannya dengan kerja sama internasional, Pemerintah saat ini juga telah menjalankan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk keanggotaan BRICS, proses aksesi OECD, hingga berbagai forum internasional lainnya.

Menurutnya, keikutsertaan Indonesia dalam berbagai forum tersebut ditujukan untuk mendorong kekuatan geopolitik Indonesia dengan tidak hanya berpihak pada salah satu negara.

“Dengan kita punya keanggotaan di berbagai forum ataupun sedang berproses, maka mereka melihat bahwa kebijakan publik yang kita lakukan adalah punya benchmark. Jadi, best practice-nya mereka. Ini yang sebetulnya jangka ke depannya akan mendorong investasi dan juga perdagangan Indonesia,” tutur Airlangga.

“Untuk itu, kami memohon kepada masyarakat dan kepada stakeholder untuk terus optimis, karena salah satu cara kita untuk mempertahankan pertumbuhan dan kesejahteraan itu dengan optimisme. Karena dengan optimisme, maka banyak hal yang bisa kita lakukan dan banyak hal bisa kita selesaikan,” imbuhnya.

pasang iklan di sini
octa forex broker