LEMBANG—Sekitar enam tahun yang lalu Aldy Ridwan rela meninggalkan karirnya di zona nyaman sebagai spesialis di perusahaan yang bergerak di bidang gas alam karena Kaktus Sukulen. Padahal di perusahaan tersebut Aldy mendapatkan penghasilan ratusan juta rupiah per bulan.
Alumni Jurusan Mesin, Institut Teknologi Nasional bertani kaktus di tempat kelahirannya di Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat dengan brand “Istana Bunga Kaktus”.
“Saya melihat peluang sangat besar buat ekspor tanaman ini, karena di luar peminat tanaman tersebut banyak sekali,” ujar pria kelahiran 1991 ini ketika dihubungi Peluang, Selasa (27/4/21).
Kaktus yang dibudidayakan lembang ini menjadi jenis tanaman kaktus dalam klasifikasi mahal, karena langka dan unik. Aldy tak menampik jika ada tanamannya yang tembus hingga puluhan juta rupiah per pohon.
Aldy sudah mengekspor ke Australia, USA, Kanada, Philipina, Thailand, Singapore, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Afrika Selatan dan Inggris sejak memulai usaha pada 2015.
Pada akhir April ini Istana Kaktus mengekspor ke Rusia sebanyak 1.836 pot senilai 7.324 dolar atau setara Rp102,5 juta dan Mei mendatang akan ekspor ke Australia 1.300 pot.
Menurut Aldy permintaan luar negeri hampir setiap bulan ada. Hanya saja omzet yang dihasilkan dari penjualan kaktus tidak menentu. Pada era pandemi Covid-19 ini memang penjualan luring (offline) menurun, namun penjualan secara daring (online) justru meningkat hingga 500 persen.
Aldy juga mengungkapkan bahwa perawatan kaktus cukup gampang, sebab tanaman ini terbilang gampang tumbuh.
“Kaktus ini termasuk tumbuhan yang gampang perawatannya, paling disiram itu yah seminggu sekali, air yang dibutuhin juga nggak banyak-banyak, terus proses packaging produknya juga tidak sulit,” terang dia.
Aldy kini merangkul para petani milenial di lingkungan sekitar, mengajarinya bertanam, perawatan, hingga mekanisme ekspor. Ke depan Aldy berencana untuk memperluas pasar ekspor ke berapa negara (Van).
