
PeluangNews, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal membentuk tim kerja khusus untuk memelototi saham-saham yang dianggap tidak wajar atau dikenal sebagai saham gorengan, di pasar modal. Sebab, perlindungan investor jadi prioritas utama.
“Akan ada tim kerja. Intinya, kalau terkait perlindungan investor itu selalu menjadi prioritas kami. Kami akan bekerja keras terus untuk itu,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, di Jakarta, dikutip Kamis (30/10/2025).
Penegasan tersebut untuk menindaklanjuti permintaan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, agar memperketat pengawasan terhadap pergerakan harga saham gorengan.
Meski begitu, Jeffrey belum mengungkapkan lebih lanjut terkait tim kerja khusus pembasmi saham gorengan tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa meminta BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menghukum para pelaku pasar modal yang melakukan praktik manipulatif, atau dikenal sebagai penggorengan saham.
Purbaya berharap proses pembersihan pasar modal dari para spekulan pemain saham gorengan tersebut bisa dilakukan dalam waktu satu tahun ke depan.
“Kalau selama setahun bersih-bersih saja, sementara saya bisa lihat saham yang digoreng. Saya kan mengamati pasar saham juga ya, ada yang menggoreng-goreng, sebagian juga saya kenal pemainnya, yang ikut bukan main, yang bukan market maker, tapi yang ikut,’ kata Purbaya baru-baru ini.
Menkeu meyakini penertiban para pelaku penggoreng saham penting untuk menjaga minat generasi muda dalam berinvestasi di pasar modal.
Praktik tidak sehat tersebut dapat merusak kepercayaan investor pemula, mengingat sekitar 50% investor pasar modal saat ini berasal dari kalangan muda.
“Kalau itu enggak dibersihin sayang. Minat Gen Z atau kalangan muda yang berinvestasi di pasar modal sekarang bisa hilang karena 50 persen anak-anak muda kan. Kalau itu hilang ya sudah pasar modal kita enggak bisa berkembang lagi. Tapi kalau dirapikan maka mereka akan berani masuk ke pasar saham karena mereka akan berpikir bahwa di sana fair game,” ucap Purbaya.
Dia juga membuka peluang pemberian insentif fiskal jika pasar modal bisa lebih bersih dan berintegritas.
Salah satu bentuk insentifnya yang sedang dipertimbangkan adalah pengurangan beban pajak. Selain itu, Purbaya juga akan merancang sejumlah insentif berupa pengurangan pajak pelaku pasar modal.
“Nanti kita lihat seperti apa, tapi saya bisa dukung itu kalau mereka bekerja lebih keras lagi untuk menjaga integritas pasar modal itu sendiri,” tutur Purbaya, menambahkan. []







