hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Tiga Cara Menciptakan Inovasi Kreatif

Ada tiga teknik yang dapat dilakukan untuk menghasilkan ide-ide kreatif. Kutipan dari Tina Seelig, Insight Out: Get Ideas Out of Your Head and Into the World, cukup segar dan menarik.

 

PIKIRKAN ULANG PERTANYAAN. Mungkin kita pernah dengar kalimat ini: “Kita tidak bisa memaksa orang berpikir, tapi kepada mereka kita dapat mengajukan pertanyaan”. Entah siapa yang mempopulerkannya. Satu hal yang pasti, dari kalimat ini kita dapat disimpulkan, cara termudah mengajak orang lain berpikir adalah dengan mengajukan pertanyaan. Begitu pula, sebenarnya, jika kita ingin menghasilkan ide-ide kreatif: mulailah dengan mengajukan pertanyaan.

Tanpa sadar, kita terlalu sering mengajukan pertanyaan yang membatasi jawaban berdasarkan asumsi. Pertanyaan seperti ini justru akan membuat sesi brain-storming untuk menghasilkan inovasi menjadi kurang efektif. Begini rekomendasi Tina Seelig: untuk mempertanyakan pertanyaan kita sebelum berusaha menemukan jawabannya.

Misalnya, bila kita bertanya: “Bagaimana cara membuat pesta ulang tahun untuk Budi?” Pertanyaan ini mengasumsikan dua hal: pertama, akan ada pesta ulang tahun dan, kedua, pesta ulang tahun-lah yang penting bagi Budi. Artinya, solusi yang akan didapat dari pertanyaan ini adalah solusi yang terkekang oleh ide “pesta.”

Tina Seeling menawarkan untuk melakukan sesi frame-storming, sebelum brain-storming. Artinya, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di sesi brain-storming adalah pertanyaan yang benar-benar esensial dan penting. Dalam kasus Budi di atas, bisa jadi hasil dari sesi frame-storming adalah: “Bagaimana menciptakan hari yang spesial untuk Budi?” atau “Bagaimana menciptakan hari yang tak terlupakan untuk Budi?”

Solusi yang muncul dari kedua pertanyaan ini tidak akan dibatasi oleh ide “pesta”. Sebab, untuk menciptakan sebuah hari yang spesial, “pesta” belum tentu menjadi solusi terbaik. Kemudian, pilihan kata “spesial” dan “tak terlupakan” pun akan menghasilkan ide-ide solusi yang berbeda. Inilah pentingnya memikirkan ulang pertanyaan yang akan diajukan, dan memilih pertanyaan yang benar-benar esensial lagipula penting.

TERBUKA PADA IDE-IDE JELEK. Dalam sesi brainstorming, sering kali hal yang menghambat kreativitas adalah tekanan untuk mengusulkan ide-ide yang bagus. Akibatnya, anggota tim menjadi pasif. Mereka enggan mengungkapkan gagasan di pikirannya karena merasa ide yang mereka pikirkan bukanlah ide yang bagus. Pimpinan tim sangat perlu mendorong dan meyakinkan anggota bahwa ruang diskusi terbuka untuk ide sejelek dan seaneh apa pun. Suasana seperti ini mengondisikan rasa aman untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang terpikir.

Agar efektif, kita juga perlu sampaikan ke forum untuk menahan keinginan mengkritik dan menggunakan kata “tapi.” Ini ditujukan agar sesi brainstorming fokus menghasilkan ide sebanyak-banyaknya tanpa khawatir dikritisi, dinilai, atau dievaluasi. Ide-ide jelek adalah pintu masuk ke ide yang lebih bagus, bahkan cemerlang.

TANTANG ASUMSI. Tantang asumsi yang kita gunakan. Tantang aturan main yang membatasi kita. Ajukan pertanyaan, “Asumsi apa yang dianggap benar oleh industri ini sekarang?” Buat daftarnya dan pertanyakan asumsi tersebut. Tentu saja ini tidak mudah, tapi jika kita dapat membongkar asumsi ini maka kita akan mampu menciptakan aturan main baru di industri. Kita akan mampu menciptakan inovasi yang mendisrupsi industri saat ini.●(Nay)