PERUSAHAAN biro perjalanan Inggris, Thomas Cook, dinyatakan bangkrut pada 23/9/19 karena terlilit utang. Biro perjalanan berusia 179 tahun itu harus berjuang keras melawan para pesaing yang memanfatkan teknologi online (daring). Ketidakpastian Brexit sempat dituding sebagai salah satu penyebab mereka ambruk.
Kebangkrutan itu menyusul periode panjang gejolak keuangan kronis pasca kesepakatan merger 2007. Insiden ini menyebabkan sekitar 600.000 wisatawan terdampar di seluruh dunia. Destinasi utamanya Eropa Selatan dan Mediterania, selain Asia, Afrika Utara, dan Karibia. CEO Thomas Cook, Peter Fankhauser, menyebut 22.000 karyawannya secara global–9.000 di antarannya di Inggris–mendadak xes3jadi penganggur.
Pemerintah Inggris pun langsung meluncurkan rencana darurat guna memulangkan sekitar 150.000 wisatawan dari berbagai tujuan termasuk Bulgaria, Kuba, Turki dan AS. Inilah pemulangan terbesar warga Inggris dalam sejarah masa damai.
Fosun, perusahaan Tiongkok–pemegang saham terbesar di Thomas Cook–telah sepakat menyuntikkan dana £450 juga ke Thomas Cook. Langkah ini merupakan bagian dari paket penyelamatan dengan total £900 juta. Fosun akan mengakuisisi 75% saham di divisi operasi perjalanan Thomas Cook, dan 25% dari unit maskapai penerbangannya. Tapi, rencana itu urung terlaksana lantaran tak didapatkan deal dengan mitra prioritas yang diharapkan.
Perusahaan biro perjalanan ini didirikan Thomas Cook pada
1841. Layanan
jasanya adalah mengangkut
para pendukung perang dengan menggunakan kereta api antarkota di Inggris. Korporasi
ini tumbuh menjadi besar, tapi kemudian terpuruk ke dalam utang tang juga besar.
Padahal omzet tahunan Thomas Cook baru-baru ini mencapai sebesar £10 miliar,
dengan mengangkut sekitar 20 juta pelanggan di seluruh dunia.●