Ia satu dari sedikit enterpreneur elite skala nasional. Nama Gobel dikenal khalayak luas sebagai Bapak Industri Elektronik di Indonesia. Kiprah elektronikanya berawal dari Radio Tjawang.
SEBELUM merdeka, radio barang mewah. Begitu juga almari es. Setelah proklamasi, Presiden Soekarno ingin agar kedua barang mewah itu bisa dinikmati rakyat Indonesia. Seorang pria muda, Drs. Thayeb Mohammad Gobel, merasa tertantang. Pemuda Gorontalo ini bekerja di NV Behring; di Jalan Pinangsia 75, Jakarta; yang punya perakitan radio dengan suku cadang dari Austria.
Pengalaman kerja di Dasaad Moesin Concern, Fasco, dan lainnya, membuat Gobel mantap berwirausaha. Ia pun memperoleh kredit Bank Industri Nasional (BINA) sebesar Rp5 juta. Tahun 1954, Gobel mendirikan PT Transistor RadioManufacturing. Pabrik radio transistor pertama di Indonesia itu punya nama brand “Tjawang”. Radio ini berbentuk kotak, dengan tombol frekuensi besar di sudut kanan atas. Kaum tua masih percaya kejernihan suara radio Tjawang tidak tersaingi. Dalam kurun waktu 1954-1964, satu juta radio Tjawang terjual.
Waktu ada peluang untuk belajar di Jepang, melalui Colombo Plan, ia melamar dan ia beruntung. Tahun 1957, Thayeb Gobel, di sana dia bertemu dengan Konosuke Matsushita, pendiri Matsushita Electric Industrial Co. Matsushita (64 tahun) tertarik dengan Gobel, anak muda 27 tahun. Keduanya bersinergi. Gobel dengan filosofi “Pohon Pisang” dan Konosuke Matsushita dengan filosofi “Air Mengalir”. Bauran kedua filosofi inilah yang menjadikan produk-produk Panasonic berkualitas.
Tahun 1960, “Maladi menunjuknya bekerja sama dengan Leppin Karya Yasa, dan sekitar 10 ribu televisi hitam-putih pun diproduksi menjelang pesta olahraga Asian Games ke-4, 1962, di Jakarta. Sebagai pengusaha nasional, Gobel bisa jumpa dengan Presiden. Soekarno bertanya, “mengapa memilih usaha radio transistor?” Jawabnya: “Supaya pidato Bapak dapat sampai kepada orang-orang di desa, di tempat yang jauh terpencil, di kaki gunung, di pulau-pulau, meski di sana belum ada listrik, Pak.”
Menyambut Asian Games 1962, perusahaannya diminta merakit televisi hitam putih. Sejak 27 Juli, 1970, terbentuklah joint venture dengan PanasonicCorporation, yang berpusat di Osaka, Jepang, di bawah nama PT National Gobel. Panasonic adalah manufaktur kelas dunia di bidang produk elektronik, khususnya untuk kebutuhan konsumen awam, bisnis dan industri.
Soekarno jatuh, tapi usaha Gobel utuh. Berkat UU PMA No. 1/1967, kesulitan ekonomi membuat kawan Gobel menjual saham mereka kepada Gobel. Maka, PT Transistor Radio Mfg. Co berubah nama menjadi PT Gobel & Tjawang Concern. Pada 1974, pabrik lokal Met Gobel berdiri. Setelah Thayeb Gobel meninggal, usahanya tidak mati. Panasonic bahkan berkembang. Pada 1987, pabrik baterai PT Panasonic Gobel Battery Industry diresmikan. Setelah Panasonic Gobel Battery Industry diresmikan, beberapa anak perusahaan didirikan, sebelum tahun 1995.
Brand “National” sejak 1970 itu berganti jadi Panasonic pada 2004. Hingga kini, Panasonic di Indonesia tetap merupakan salah satu brand elektronik terkemuka dengan sederet produknya yang inovatif, mulai dari TV plasma, kamera, AC, kulkas, mesin cuci. Mereka berkonsentrasi pada produk-produk ‘consumer electronic’ yang terdiri dari dua kategori besar, yaitu Digital AV dan Home Appliances.●(dd)