Inovasi produk dan perkuatan struktur permodalan dengan menggandeng pihak ketiga terbukti jitu mengerek omzet BMT.
Perlambatan ekonomi yang terjadi sepanjang 2019 berdampak terhadap sisi permintaan masyarakat. Indikatornya antara lain ditandai dengan sikap pelaku usaha yang enggan jor-joran dalam mengembangkan usahanya. Mereka cenderung menunggu membaiknya iklim ekonomi untuk menggenjot bisnis.
Rohmat Susanto, Ketua KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Lampung mengamini perlambatan ekonomi tersebut. Akibatnya, pertumbuhan usaha BMT yang dipimpinnya tidaklah setinggi tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, ia tetap bersyukur bisa melalui tahun penuh tantangan itu dengan kinerja keuangan positif.
“Alhamdulilah, di tengah kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan pada tahun lalu, BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional masih bisa bertahan dan tetap berkembang,” ujar Rohmat dalam RAT KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Tahun Buku 2019 di Lampung.
Untuk mengatasi tekanan eksternal, Rohmat dan jajarannya melakukan beragam inovasi. Ambil contoh di sisi pembiayaan, diterbitkan produk baru yaitu Ijarah Multi Jasa. Di sisi permodalan, BMT ini mempertebal sumber dana dari pihak ketiga. Pada tahun lalu berhasil mendapatkan pinjaman dari Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB) sebesar Rp6 miliar dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) sebesar Rp20 miliar.
Dengan strategi usaha tersebut kinerja keuangan BMT pun tetap tumbuh. Sepanjang 2019, permodalan membengkak menjadi Rp142,66 miliar, naik 7,90% dari Rp132,21 miliar di 2018. Peningkatan ini terutama berasal dari kewajiban jangka panjang (modal dari pihak ketiga) sebesar 65,09%. Ini menandakan BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional merupakan mitra lembaga pembiayaan yang terpercaya.
Sementara untuk sumber permodalan dari dana jangka pendek (simpanan anggota) turun sedikit sebesar 2,61%. Hal ini, kata Rohmat, sebagai ekses dari banyaknya BMT yang bermasalah di Kota Gajah khususnya dan Lampung pada umumnya. “Ibaratnya kami terkena getah dari BMT lain yang bermasalah,” ujarnya.
Peningkatan juga terjadi pada volume usaha (omzet) yang meningkat 5,78% dari Rp137,88 miliar di 2018 menjadi Rp145,85 miliar.
Peningkatan permodalan dan volume usaha berdampak terhadap kenaikan total aset BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional. Pada 2019, total aset sebesar Rp142,66 miliar, naik 7,90% dari Rp132,21 miliar pada 2018.
Pendapatan sebesar Rp32,91 miliar, naik tipis 1,69% dibanding 2018 yang sebesar Rp32,36 miliar. Beban operasional naik dari Rp20,57 miliar di 2018 menjadi Rp21,91 miliar pada 2019. SHU setelah pajak sebesar Rp1,79 miliar, tumbuh dari capaian tahun sebelumnya Rp1,62 miliar.
Rohmat menambahkan, ke depan BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional akan memperluas jaringan pelayanan dengan membuka kantor layanan baru. Selain itu memperkuat struktur permodalan baik dari simpanan anggota atau kerja sama dengan pihak ketiga. “Insya Allah tahun ini kinerja kami lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” pungkas Rohmat. (Kur)