JAKARTA— VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyampaikan, pihaknya menemukan 24 orang reaktif di antara 560 yang mengitu tes acak antigen pada Kamis, (24/6/21).
Tes acak ini dilakukan sebagai upaya melindungi masyarakat yang masih harus beraktivitas menggunakan KRL serta para petugas di lapangan.
Anne berharap masyarakat yang masih beraktivitas di luar rumah dengan menggunakan KRL adalah mereka yang benar-benar memiliki kepentingan mendesak.
Dari sisi volume pengguna KRL hingga Pk.10.00 WIB tercatat ada 139.281 orang atau berkurang sekitar 4 persen dibandingkan dengan pada Rabu (23/6/2021) pada waktu yang sama.
“Hal ini dikarenakan sejalan dengan anjuran pemerintah yang meminta masyarakat kembali beraktivitas dari rumah,” kata Anne dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/6/21).
Sementara pada Rabu (23/6/21) ini dari 120 tes acak antigen yang berlangsung di enam stasiun, ditemukan lima orang calon pengguna yang hasilnya reaktif. Mereka yang hasilnya reaktif telah dicegah untuk naik KRL dan selanjutnya datanya diserahkan kepada Puskesmas setempat.
“Dalam tiga hari pertama tes acak antigen ini total telah ada 450 calon pengguna KRL yang dites dengan 16 orang hasilnya reaktif,” tambahnya.
Volume pengguna KRL pada Rabu hingga Pk.20.00 WIB mencapai 340.441 pengguna atau turun tiga persen dibandingkan waktu yang sama pada Selasa kemarin. Tren penurunan ini sejalan dengan aturan dari pemerintah yang meminta masyarakat kembali beraktivitas dari rumah.
Selain melindungi sesama pengguna KRL dari resiko penularan Covid-19, kesediaan mengikuti protokol kesehatan dan tes acak antigen juga akan melindungi para petugas yang selama pandemi ini terus melayani pengguna KRL dari garis terdepan.
Ribuan petugas juga telah mendapatkan vaksin sebagai bagian dari sasaran vaksinasi pemerintah untuk petugas layanan publik, dan secara bertahap akan mencapai seluruh petugas.
Mengutip data Kementerian Kesehatan yang menyebutkan penderita Covid-19 anak-anak mencapai 12,5 persen dari total kasus per Minggu (20/6/21).
Hal ini sejalan dengan upaya pencegahan yang dilakukan KAI Commuter untuk melarangan balita naik KRL sejak Juni 2020, kecuali dengan kebutuhan mendesak dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.